SULSELBERITA. COM. Takalar - Astuti (34 thn) dan Asmawati (30 thn) dua orang kakak beradik ini mengaku menjadi korban penganiayaan (Kamis, 12/10/2017) sekitar pukul 11.00 Wita, yang di duga di lakukan oleh adiknya sendiri "Brigpol AA" yang di ketahui sebagai seorang aparat kepolisian (Polwan) bersama ibu kandungnya sendiri H. Patimasang Dg Ti'no.
Kedua korban yang beralamat di jln Jenderal Sudirman Kab. Takalar (Kompleks Wisma Azman) menjelaskan Kronologis kejadian yang menimpa dirinya kepada awak media yang menemuinya.
"Bermula saat seorang oknum tentara atas nama "M" yang di duga atas perintah H. Fatimasang Dg tikno (Ibu Kandung) melakukan pemutusan aliran listrik di wisma Azman, setelah itu saya mendengar berita dari adik Asmawati, bahwa rumah yang saya tempati dan rumah adik saya telah di putuskan aliran listriknya, kemudian saya temui oknum tentara tersebut untuk bertanya kenapa seorang tentara yang datang memutuskan aliran listrik, bukan pegawai PLN, siapa yg suruhki cabut itu listrik? lalu di jawab oleh oknum tentara tersebut, bahwa dirinya di suruh sama Haji Fatimasang" jelas Astuti.
Astuti lanjut menjelaskan "Saya lalu kembali bertanya, Apanyaki Haji Patimasang? Karena anda bukan seorang petugas PLN? Apakah anda tidak tah siapa yang anda cabut aliran listriknya? Saya ini anak pertama di keluarga inj, lalu oknum tentara tersebut menjawab "saya kira sudah di tanya sama Haji Patimasang, Karena katanya mau ganti listrik voucher", lalu saya jawab, seandainya saya sudah di tanya, saya pasti sudah persiapkan, saya seorang anak, tentunya juga sebagai ahli waris, namun sejurus kemudian, H. Patimasang keluar dari pintu dapur, dan langsung mengejek saya punya adik "yang di kawini H. Situju itu siapa? Saya yg punya kuasa di sini, ini Asmawati tidak punya hak, dia hanya anak, mendengar itu, saya lalu angkat bicara. Sebagai seorang ibu, harusnya juga menghargai anak, kalau kiami di suruh bayar bilang pada kami" ulasnya.
"Tiba tiba adik saya yang seorang polwan muncul dan ikut menimpali perdebatan kami "Kau yang harus menghargai orang tua kita," yang kemudian saya balas, justru kau yang tidak hargai orang tua, kalau mau di hargai, hargai juga org lain, namun adik saya tetsebut, langsung meninju saya di bagian hidung, karena tak terima di tinju, saya langsung membalasnya, lalu saya bilang "kau yang mulai tinju saya, seorang polisi seharusnya mengayomi masyarakat". Lalu ibu saya H. Patimasang datang menjambak rambut saya dari belakang, Saat kejadian ada 4 orang oknum tentara, satu orang datang melerai namun yang 3 orang hanya menjadi penonton" Kunci Astuti. (Kamis, 12/10/2017).
Dalam krjadian tersebut Asmawati mengalami luka di bagian kening, sementara korban astuti mengalami luka memar di bagian atas hidung dan benjol di bagian ubung ubung.
Menurut keterangan korban lainnya Asmawati, rencanya hari ini juga akan segera melaporkan ke dua pelaku ke pihak kepolisian, namun sebelumnya akan melakukan visum ke rumah sakit terlebih dahulu sebagai bukti terjadinya Tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan ke duanya mengalami luka luka.