SULSELBERITA.COM.Takalar - Pasca terbongkarnya kasus penjualan hand traktor roda 2 di Kecamatan Mangngarabombang dimana dalam kasus tersebut di duga telah menyeret nama Ketua KTNA Kab. Takalar " Dg Lopo" yang di sinyalir menjadi dalang dari kasus penjualan Traktor yang di peruntukkan untuk kelompok tani secara gratis.
Terkuaknya kasus tersebut, membuat banyak kelompok tani kini mulai mempertanyakan keberadaan Organisasi KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) tersebut. Pasalnya keberadannya di tuding tidak memiliki kontribusi positif yang diberikan selama di pimpin oleh Dg Lopo.
Seperti tudingan yang di lontarkan oleh salah seorang ketua kekompok tani yang sekaligus sebagai seorang penggiat pertanian di Takalar "Hardianto Kio". Dirinya mergaku kecewa, karena KTNA diduga hanya digunakan untuk kepentingan pribadi dan kelompok kecilnya saja, "Sebuah kesalahan besar diperbuat "Dg Lopo" yang dulu dinobatkan sebagai ketua KTNA di Kabupaten Takalar, karena sampai hari ini kami tidak melihat Roda Organisasi berjalan sesuai dengan tujuan awalnya, malahan kami menduga digunakan beberapa oknum pengurus untuk mendapatkan bantuan Alsintan maupun Kegiatan, namun yang lebih parahnya lagi, lembaga yang seharusnya memperjuangkan hak dari kelompok tani kini Ketuanya terseret kasus dugaan penjualan alsintan yang sekarang bergulir dipolsek marbo", ungkap Ardianto Kio Kamis, (21/9/2017).
Sementara itu, Ketua Umum PB. Lentera Indonesia Helmiirawan, dr,. S. Pd.M.Si juga angkat bicara "Kami sangat menyayangkan ketika salah satu lembaga terbesar di Kabupaten Takalar (KTNA) yang Dipimpin oleh Dg Lopo menjadi sorotan publik, padahal yang saya kenal beliau ini mantan aktifis yang tentunya paham dan tau dalam menjalankan sebuah roda organisasi, yang saya takutkan ketika apa yang telah diperbuat oleh Dg Lopo ini terkait kasus penjualan Hand Traktor milik kelompok Tani di Kecamatan Marbo, berimbas pada pembekuan kepengurusan ataupun desakan kepada Dg Lopo untuk segera di copot dari jabatannya, karna ini sudah mencederai nama besar KTNA" kata Helmy Kecewa (Rabu, 21/9/2017).
Hel.i menambahkan lagi "saya rasa sangat wajar ketika para pengurus KTNA di Kecamatan maupun kelompok tani/gapoktan mendesak dilaksanakannya musyawarah luar biasa, karena hal ini telah berdampak pada hilangnya kepercayaan kelompok tani/gapoktan tentang keberadaan lembaga tersebut, dan yang paling mengkhawatirkan adalah lembaga ini tela hanya milik Dg Lopo dan teman temannya saja" Kunci Helmy.
Di konfirmasi terpisah (Kamis, 21/9/20@7), Ketua KTNA Dg Lopo yang di hubungi via telpon, tidak berhasil, karena nomornya tidak di aktifkan, SMS konfirmasi yang di kirimkan oleh awak media ini, juga tidak di respon sampai berita ini di turunkan. (rilis).