Miliki Potensi Kelautan, Takalar Jadi Percontohan Pengembangan Pesisir Di Indonesia

2951

SULSELBERITA.COM. Takalar - Kegiatan diskusi Projek Program pengembangan mata pencarian masyarakat pesisir baru saja selesai berlangsung yang dilaksanakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan di Hotel Swiis bell makassar, Rabu (24/08).

Acara diskusi yang di buka langsung oleh Bupati Takalar tersebut, di hadiri oleh berbagai elemen serta dari kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam sambutannya DR.H.Burhanuddin Baharuddin, SE.S.Ak, M.Si mengatakan bahwa potensi di Kabupaten Takalar sangat banyak yang bisa dikelolah dengan baik dan bisa dipasarkan produk takalar ke luar negeri seperti agar agar rumput laut (lawi lawi), dan rumput laut ini bisa bermanfaat dibidang kesehatan apalagi bisa diolah menjadi agar agar, harap H.Burhanuddin (24/08).

Advertisement

H.Burhanuddin juga menambahkan bahwa projek ini bisa di jalankan untuk program 24 bulan jalin kerja sama, dan selanjutnya 5 tahun kedepan. Di Takalar juga memiliki tambak seluas 500 hektar dari tiga kecamatan dan sekali panen bisa menghasilkan 40 sampai 50 ton udang sekali panen, "kami juga memiliki pelabuhan ikan di beba, ini bisa membuka ruang bagi nelayan dan menjadikan produk
kerjasama dengan Kementrian Kelautan dan Perikananan, Malaysia dan brunei Darussalam", tambah H.Bur Sapaan akrabnya.

Kepemimpinan DR.H.Burhanuddin Baharuddin, SE, S.Ak, M.Si, patut di banggakan, karena di bawah Nahkodanyalah Kabupaten Takalar bisa dijadikan percontohan se Indonesia. Dipilihnya Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar sebagai Desa percontohan karena mampu menyakini orang luar untuk pelaku project dapat nikmati potensi yang ada di Kabupaten Takalar, ungkap Muhammad Kasim, (24/08)

Muhammad Kasim menyatakan untuk mendorong komunitas bisa bangkit untuk penguatan jaringan , keterampilan , peningkatan sumber daya manusia, seperti pengelolaan stik rumput laut, agar agar rumput laut dan membudidayakan kepiting, selama ini di laikang bisa dilakukan hanya bermodalkan swadaya masyarakat, jangan berorentasi pada proyek, bisa bangkit membuat sendiri dengan menggunakan modal pribadi. "Ini bagian dari Program Pemkab Takalar yang bisa berkompetisi jauh lebih kuat dari negara lain", Jelasnya Kamis (24/08).

Muh. Kasim berharap agar kerjasama ini dengan kementrian perikananan, Malaysia, Brunei Darussalam menjadikan sumber daya yang ada di  Takalar sebagai percontohan, komoditas tertentu, kepiting, udang dan ikan yang memiliki teknologi di Indonesia, selain dimanfaatkan tenaga kerja, mengurangi pengangguran khususnya masyarakat pesisir.

"Kerajsama dengan regional Asean, salah satunya adalah meningkatkan ketahanan masyarakt pesisir, karena projek ini hasil studi dari masyarakt pesisir terhadap perubahan iklim termasuk bisa mempengaruhi dalam mata pencarian", ungkap Kasim (24/08).

Sementara itu, Kementrian Kelautan dan Perikanan melalui Kepala Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Dr.Ir.Tukul Rameyo Adi, M.T, mengatakan Takalar bisa dijadikan percontohan di Indonesia karena potensi di Takalar cukup banyak seperti rumput laut agar agar (lawi lawi) di Takalar itu memiliki tambak sedangkan di Malaysia rumput laut agar agar (lawi-lawi) di tangkap di laut.

Ini bukan Project besar tapi proyek inisiatif, Takalar itu sudah di kenal di pusat mengenai dengan potensi yang ada di Takalar seperti yang ada di Desa Laikang, salah satunya pengembangan kearifan lokal, itu salah satu penilaian sehingga Takalar yang mewakili Indonesia sebagai Projek Program pengembangan mata pencarian masyarakat pesisir yang dilakukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan.

"Potensi laut lebih unggul di daerah Indonesia timur, rumput laut jadi potensi di takalar karena memiliki lawi lawi yang jauh lebih baik dari daerah lain", Potensi pasar luar negeri akan di jual lawi lawi , akan mengekspor, modal teknologi , Pemda bisa jadi fasilitator
"Kalau mau lawi2, datangki ke makassar, dan bisa jadi center di takalar, bisa di audop program nasional karena bantuan dari pemerintah akan banyak datang ke daerah untuk bisa diakomodir. Kami targetkan tahun 2020 masyarakat pesisir bisa membangun sampai nasional, tegas Dr.Ir.Tukul Rameyo Adi, M.T, (24/08).