Jembatan Penghubung di Tana Tana Rusak Parah, Butuh Perhatian Cepat dari Pemda Takalar

17
Advertisement
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030

SULSELBERITA.COM. Takalar – Miris. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi jembatan penghubung di Desa Tana Tana, Kabupaten Takalar. Jembatan yang menjadi akses utama warga untuk beraktivitas itu kini nyaris tak layak digunakan.

Rusaknya infrastruktur vital ini akibat terjangan air sungai yang meluap beberapa waktu lalu. Sayangnya, hingga kini, tidak ada upaya nyata dari pihak pemerintah kelurahan maupun pemerintah kabupaten untuk melakukan perbaikan.

Advertisement
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar Periode 2025-2030

Setiap hari, warga Tana Tana mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk menyeberangi jembatan tersebut. Struktur kayu yang lapuk, besi penyangga yang nyaris patah, dan lubang besar di beberapa bagian membuat jembatan itu semakin mengkhawatirkan.

Anak-anak sekolah, petani, hingga pedagang kecil terpaksa tetap melintasinya, karena tidak ada jalan alternatif lain yang bisa mereka tempuh.

“Kami sudah lama mengeluhkan kondisi ini, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan. Sudah ada yang jatuh, tapi tetap tidak dihiraukan,” keluh salah satu warga setempat, Andi Daeng. Ia berharap pemerintah segera membuka mata dan tidak membiarkan warga Tana Tana terus dalam bahaya setiap hari.

Ironisnya, laporan dan permohonan bantuan perbaikan yang diajukan warga ke pemerintah kelurahan dan pemerintah kabupaten Takalar seolah-olah hanya menjadi tumpukan kertas tanpa tindakan. Sementara itu, anggaran pembangunan infrastruktur di daerah lain terus berjalan, membuat warga Tana Tana merasa diabaikan dan dianaktirikan.

Kini, harapan satu-satunya bagi warga hanya bergantung pada kepedulian berbagai pihak untuk mendorong pemerintah bertindak. Jika tidak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin jembatan yang rusak parah itu akan memakan korban jiwa berikutnya. “Apakah harus ada yang meninggal dulu baru diperbaiki?” tanya seorang warga dengan nada getir.