SULSELBERITA.COM. Takalar, — Sejumlah dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (UNM) melaksanakan kegiatan pelatihan pompa irigasi ramah lingkungan di Desa Parambambe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar pada hari Minggu, 24 Juli 2022 lalu.
Kegiatan pelatihan dipusatkan di Balai Desa Parambambe. Kegiatan ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kegiatan pelatihan ini bertema “Pompa Irigasi Sawah Ramah Lingkungan pada Sawah Tadah Hujan berbasis Tenaga Surya” ini disambut baik oleh Kepada Desa Parambambe Bapak Muh. Risal, S.Sos., M.Si.
“Kegiatan semacam ini baru pertama kali dilakukan di desa kami, oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada tim dosen pengabdian UNM berkenan memberi pelatihan kepada kelompok tani di Desa Parambambe dalam menggunakan pompa irigasi sawah yang lebih ramah lingkungan”. Ujar Kepala Desa Parambambe dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiatan pelatihan. “Petani di desa kami kesulitan mengairi persawahannya saat musim kemarau tiba. Harapannya dengan pompa irigasi berbasis tenaga surya ini dapat membantu petani mengairi sawahnya” sambungnya.
Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri oleh 3 orang dosen tim pengabdi dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar dengan latar belakang keilmuan yang berbeda-beda yaitu dosen dari teknik elektronika, teknik mesin, dan teknologi pertanian.
Ketua Tim Pengabdian yaitu Ir. Fitrah A. Darmawan, M.Pd., IPM. menyampaikan bahwa insan perguruan tinggi, termasuk dosen harus peka terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikaji di perguruan tinggi selayaknya dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
“Tujuan kami dosen dan mahasiswa tim pengabdi Fakultas Teknik UNM hadir di tempat ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan penggunaan teknologi pompa irigasi yang ramah lingkungan berbasis tenaga surya” ujar Fitrah.
Salah satu permasalahan yang di alami oleh para petani di Desa Parambambe yaitu penggunaan pompa diesel berbahan bakar BBM untuk memompa air dari saluran irigasi atau sumur bor yang dibuat di tengah sawah ke area persawahan mereka. Petani mengeluh karena harga bahan bakar yang semakin mahal sehingga biaya (cost) yang dikeluarkan oleh petani semakin banyak untuk sekali masa tanam. Biasanya untuk satu petak sawah dengan luas sekitar 30 sampai 35 are membutuhkan kurang
lebih 8 liter BBM dengan waktu rata-rata 10 jam hingga air memenuhi seluruh permukaan tanah.
Setiap petak sawah yang telah penuh diisi dengan air hanya butuh waktu 3 sampai 4 hari hingga airnya kembali berkurang dan kering. Banyak juga petani memodifikasi mesin pompa airnya agar dapat menggunakan bahan bakar gas LPG 3 Kg. Petani membutuhkan 2-3 tabung gas LPG 3 Kg untuk mengairi sawah hingga 30 are selama 3 hari dimana mesin pompa beroperasi ratarata 8 jam/ hari. Masalah lain yang dapat timbul dari penggunaan pompa mesin diesel yaitu
pencemaran tanah dan polusi udara dari bahan bakar yang digunakan selama ini.
Dalam materinya, ketua Tim pengabdi Ir. Fitrah Asma Darmawan, S.Pd.,M.T., IPM. menjelaskan satu persatu komponen yang digunakan beserta fungsinya. Beliau sesekali menunjuk panel surya dan melanjutkan penjelasannya. Terdapat 2 buah panel surya yang digunakan, 1 buah motor Pompa Celup, dan sebuah kontroler yang digunakan untuk menerima dan menggatur tegangan yang dihasilkan oleh panel surya. Pompa irigasi ini bekerja dengan menggunakan arus listrik yang dihasilkan oleh sinar matahari yang diterima dan dikonversi oleh panel surya.
Ir. Ismail Aqsha, M.Pd. dibantu oleh Amiruddin Hambali, S.TP. M.Si., selaku anggota Tim pengabdian memaparkan fungsi dan kemampuan pompa celup pada beberapa jenis kedalaman sumur. Antusias petani semakin tertarik setelah diberikan kesempatan untuk berdiskusi terkait materi yang telah diberikan. Beberapa pertanyaan dilontarkan oleh salah satu peserta yang juga ketua kelompok tani, dimana pertanyaannya berkaitan dengan berapa harga pada masing-masing komponen yang digunakan untuk membuat pompa berbasis panel surya. Pertanyaan tersebut lagsung ditanggapi oleh ketua tim.
Setelah dilakukan pelatihan di ruang balai desa, selanjutnya dilakukan demonstrasi pompa irigasi di halaman balai desa. Saat demonstrasi berlangsung, para petani berkumpul untuk melihat hasil kinerja dari pompa yang telah terhubung pada kontroller dan panel surya. Sebelumnya beberapa mahasiswa telah melakukan proses perakitan panel surya dan kontrollernya.
Demonstrasi dilakukan pada sebuah wadah air berupa ember besar yang memiliki cukup persediaan air agar pompa dapat mengeluarkan air secara terus menerus selama demosntrasi alat berlangsung.
Tegangan yang dihasilkan oleh panel surya juga terapantau secara langsung pada alat kontroller dengan nilai yang sangat dinamis bergantung pada seberapa banyak cahaya matahari yang ditangkap oleh panel surya. Nilai tersebut kadang turun ketika permukaan panel surya mendapat penghalang dari sinar matahari langsung. Hal ini berakibat pada penurunan kecepatan motor pompa dan air yang dikeluarkan juga menurun.
Rencananya pompa tersebut akan dihibahkan kepada salah satu kelompok tani di Desa Parambambe dan langsung dipasang di sawah. “proses pemasangannya nanti kita akan laksanakan sambil menunggu penyelesaian pembuatan rangka besi yang ditempati oleh panel surya dan controllernya” ujar Fitrah.