Kasihan..Belum Juga Dapat Bantuan Pemkab Takalar, Korban Kebakaran di Marbo ini Curhat di Facebook

528

SULSELBERITA.COM. Takalar - Sebuah postingan yang lebih tepatnya sebuah curhatan di media sosial facebook yang diunggah oleh seorang Nitizen atas nama "Lhia Putri Takalar jhea", mencuri perhatian banyak nitizen di Kab.Takalar.

Bagaimana tidak, nitizen tersebut mencoba menggugah hati pemerintah Takalar, khususnya Bupati Takalar, atas nasibnya dan keluarganya, karwna sudah sebulan lamanya menjadi korban keganasan amukan si jago merah, yang membuat rumahnya dan tiga rumah tetangganya yang lain rata dengan tanah, namun hingga sekarang tak juga mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah Kab Takalar..

Advertisement

Begini isi postingan/curhatan Nitizen "Lhia Putri Takalar jhea" di Group Facebook Kabar Takalar.

"Assss.... Genap sudah 1 bulan rumah kami kebakaran, tepat tanggal 13, rumah kami habis dan rata dengan tanah, tapi sampai sekarang belum ada uluran tangan dari pemerintah. Kepada yang terhormat bapak Bupati Takalar, tolong bantu kami semua yang di kec.Marbo, desa Pattopakang Dusun Maccini Baji, kami sangat butuh uluran tangan kalian semua, karena anak anak kami sangat butuh tempat tinggal yang layak, karena sampai sekarang kami masih bertahan di tenda seadanya, dengan beralaskan tikar seadanya pula,  kami sangat berharap, semoga bapak Bupati  peduli dengan rakyatnya yang sangat butuh bantuannya, karena dari kemarin aku sudah datangi kantor dinas sosial sama kantor Bupati, tapi sampai sekarang belum ada respon dari mereka, sekali lagi tolong bapak bupatiku yang terhormat bantu kami".

Awak media ini yang melakukan klarifikasi kepada Nitizen "Lhia Putri Takalar jhea" (Kamis malam, 13/9/2018), melalui massengger, terkait postingannya tersebut, mengaku sangat kecewa terhadap pemerintah Kab Takakar.

"Kam para korban kebakaran di Desa Pattoppakang ini, sangat kecewa dengan pemerintah Kabupaten Takalar, karena sudah sebulan lamanya, kami tak kunjung dapat perhatian dan bantuan pemerintah, kami butuh bantuan rumah atau dana semacam ituji, suami saya hanya bekerja sebagai sopir pengantar gas di Makassar, kami tak punya uang untuk membangun rumah kami kembali" ujarnya.

lanjut di ungkapkan, "Selain rumah saya, ada 3 rumah lainnya yang juga ikut rata dengan tanah, termasuk rumah bapak saya, dia hanya bekerja sebagai petani, saya sangat sedih, karena anak saya 5 orang, yang paling tua masih kelas 6 SD, sementara yang bungsu masih 1 tahun lebih. Tetanggaku juga yang jadi korban, anaknya masih kecil kecil juga, sedangkan yang satunya lagi itu janda dan sudah tua".

Kemarin saja saya sendiri yang datang ke kantor dinas sosial, terus dari dinas saya malah disuruh ke kantor Bupati, terus dari kantor bupati, saya di suruh lagi ke kantor BNPB, tapi sampai sekarang belum ada respon, saya hanya di suruh bersabar saja, saya bisa bersabar pak,  tapi anak anakku bagaimana kasian? Memang waktu kejadian ada bantuan tenda biru sama beras 5 kg dari Tagana. Jujur saya juga kecewa sama pemerintah setempatku, karena lambat sekali kasihh masuk laporannya,  cuma sayaji yang na suruh cekki di Dinas" tutup Lhia Putri Takalar jhea.

Posting curhatan dari nitizen "Lhia Putri Takalar jhea" di Media Sosial Facebook ini, tentunya bisa menggambarkan betapa lambannya pemerintah menyikapi persoalan yang dialami oleh rakyat, dan tentunya pula masyarakat Takalar berharap agar pemerintah secepatnya menyikapi hal tersebut