Tim Dosen UMI Olah Rambut Jagung Jadi Salep Herbal Penyembuh Luka, Warga Desa Paddinging Antusias Belajar Swamedikasi

SULSELBERITA.COM. Takalar – Sebagai perwujudan nyata dari salah satu pilar Tridarma Perguruan Tinggi, tim dosen dan mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk “Edukasi Swamedikasi Luka dan Pembuatan Sediaan Topikal Herbal Berbasis Rambut Jagung sebagai Alternatif Pengobatan Luka Ringan”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 13 November 2025 di Desa Paddinging, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar yang juga merupakan desa binaan UMI, dengan tim pelaksana apt. A. Hasrawati, S.Farm., M.Si. selaku ketua tim, bersama anggota apt. Vina Purnamasari, S.Farm., M.Si. dan apt. Sitti Amirah, S.Farm., M.Si. serta melibatkan beberapa mahasiswa Fakultas Farmasi UMI sebagai pendamping kegiatan lapangan.

Bacaan Lainnya

Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025

Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025

Program ini didukung penuh oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI sebagai bentuk dukungan terhadap implementasi tridarma dalam bidang pengabdian yang berorientasi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat berbasis potensi lokal.

Kegiatan diikuti oleh 20 orang ibu-ibu PKK Desa Paddinging sebagai mitra sasaran. Rangkaian kegiatan dimulai dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta mengenai jenis dan penyebab luka, penanganan luka ringan, serta hal-hal yang perlu dihindari saat melakukan swamedikasi.

Selanjutnya, peserta mendapatkan penyuluhan mengenai swamedikasi luka ringan yang disampaikan secara interaktif oleh tim dosen.

Materi difokuskan pada pentingnya penanganan luka yang tepat agar tidak menimbulkan infeksi, serta cara pemanfaatan bahan-bahan herbal yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar.

Bagian menarik dari kegiatan ini adalah praktik langsung pembuatan salep herbal berbasis rambut jagung.

Rambut jagung dipilih karena memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang berkhasiat sebagai antiinflamasi, antibakteri, dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Dalam sesi praktik, peserta dibimbing untuk menyiapkan bahan, melakukan proses ekstraksi sederhana, serta mengolah hasilnya menjadi sediaan topikal salep siap pakai.

Setelah praktik, peserta mengikuti post-test untuk menilai peningkatan pengetahuan mereka setelah mengikuti kegiatan. Berdasarkan hasil analisis, terjadi peningkatan signifikan dalam pengetahuan mitra mengenai swamedikasi luka ringan dan pemanfaatan bahan herbal lokal, menunjukkan efektivitas kegiatan ini sebagai media edukasi dan pemberdayaan.
Ketua tim, A. Hasrawati dalam wawancaranya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi akademisi dalam mendukung kemandirian masyarakat desa di bidang kesehatan.

“Kami ingin membekali masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, agar mampu menangani luka ringan secara mandiri dan aman, menggunakan bahan alami yang tersedia di sekitar mereka. Ini sejalan dengan semangat tridarma perguruan tinggi, yaitu menerapkan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Vina Purnamasari menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa yang terlibat.

“Mahasiswa mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, menerapkan pengetahuan farmasi secara praktis, dan memahami pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Anggota tim lainnya, Sitti Amirah menekankan aspek keberlanjutan kegiatan ini.

“Kami berharap pengetahuan ini dapat diteruskan oleh ibu-ibu PKK kepada warga lainnya, sehingga Desa Paddinging dapat menjadi contoh desa sehat yang memanfaatkan potensi lokal untuk pengobatan tradisional yang aman dan efektif,” ungkapnya.

Kegiatan ini disambut hangat oleh masyarakat setempat. Ketua PKK Desa Paddinging, Ibu Sadaria, menyampaikan apresiasinya kepada tim pengabdi. “Kami sangat senang dan terbantu dengan kegiatan ini. Selama ini kami sering mengalami luka kecil di rumah, tapi belum tahu cara penanganan yang benar. Sekarang kami jadi paham dan bisa membuat salep herbal sendiri. Terima kasih kepada tim dari UMI yang sudah berbagi ilmu,” tutur beliau.

Selain memberikan manfaat edukatif, kegiatan ini juga menciptakan suasana kebersamaan antara masyarakat dan akademisi. Para peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir, bahkan beberapa di antaranya berencana untuk mencoba kembali pembuatan salep herbal di rumah sebagai bentuk kemandirian dan keberlanjutan program.

“Dulu kalau cucu lecet, saya panik. Hari ini saya pulang bawa salep buatan sendiri, bahan dari kebun, ilmu dari kampus. Besok saya ajarkan ke tetangga,” cerita Hj. Sitti Aminah, peserta berusia 50 tahun, sambil memamerkan pot salepnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin LPkM UMI dalam mendukung implementasi pengabdian masyarakat berbasis desa binaan. Melalui pendanaan dan pembinaan berkelanjutan, LPkM UMI berkomitmen untuk menghadirkan kegiatan pengabdian yang bermanfaat, aplikatif, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Dengan dukungan kelembagaan yang kuat, kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman dosen dan mahasiswa, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian masyarakat desa.

Edukasi yang diberikan diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju masyarakat yang lebih sadar kesehatan, mandiri, dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak. Rambut jagung yang semula dianggap limbah kini dapat menjadi alternatif pengobatan alami yang aman dan terjangkau, memperkuat konsep “back to nature” dalam upaya menjaga kesehatan.

Pos terkait