OPINI: REFLEKSI 100 HARI KERJA BUPATI & WAKIL BUPATI: TRANSFORMASI PENDIDIKAN DI TAKALAR ” KENISCAYAAN DIGITALISASI YANG INKLUSI

168
Advertisement
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijiriah

Oleh: Imran,S.Pd,M.Pd

SULSELBERITA.COM. Takalar - Penggiat Pendidikan & Pemerhati Kebijakan
Seratus hari pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Takalar (Ir. H. Mohammad Firdaus, MM
Daeng Manye & Dr. H. Hengky Yasin, Sos, MM) menjadi momen penting yang menandai
awal komitmen serius dalam membangun sektor pendidikan yang adaptif dan inklusif.

Advertisement
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijiriah
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijiriah
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijiriah
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijiriah
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijiriah

Di tengah arus perubahan global yang begitu cepat, Takalar menunjukkan langkah progresif dengan menjadikan transformasi digital dan pemerataan akses pendidikan sebagai dua pilar utama dalam kebijakan pendidikan daerah.

Salah satu fokus utama yang patut diapresiasi adalah komitmen kuat Bupati Takalar “daeng
Manye” dalam mendorong transformasi digital di dunia pendidikan. Namun, lebih dari sekadar wacana atau seremonial belaka, Bupati Takalar membuktikan keseriusannya dengan menginisiasi berbagai kolaborasi
konkret, termasuk dengan beberapa perguruan tinggi dan perusahaan telekomunikasi nasional, seperti Telkomsel.

Upaya ini bertujuan agar digitalisasi sekolah tidak hanya berhenti pada tataran konsep, melainkan benar-benar
menjadi praktik nyata yang dirasakan manfaatnya oleh siswa, guru, dan seluruh pemangku kepentingan
pendidikan.

Salah satu hasil kolaborasi tersebut adalah implementasi Skul.id, sebuah platform digital yang dikembangkan oleh
PT Kuncie Pintar Nusantara (anak usaha Telkomsel). Skul.id menjadi solusi digital untuk membantu proses
belajar-mengajar dan administrasi sekolah secara terpadu, dengan melibatkan siswa, guru, orang tua, hingga
manajemen sekolah. Program ini telah mulai diuji coba di Takalar melalui pilot project yang mencakup 3 sekolah
TK/PAUD, 3 SD, dan 4 SMP.

Meski dalam tahap awal pelaksanaan tentu masih dijumpai berbagai kendala, namun langkah Pemkab Takalar
dalam melakukan monitoring langsung ke lapangan menunjukkan adanya komitmen untuk terus mengevaluasi dan
menyempurnakan program. Bupati tidak hanya menunggu laporan administratif, namun turut hadir secara langsung untuk memastikan bahwa kebijakan benar-benar berjalan dan berdampak di lapangan.

Sejalan dengan upaya transformasi digital, Bupati Takalar juga berhasil mengantarkan daerahnya sebagai salah
satu pelaksana Program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif dari pemerintah pusat untuk memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini bukan
hanya menjawab tantangan putus sekolah, tetapi juga memberi ruang bagi anak-anak kurang mampu untuk meraih masa depan yang lebih baik melalui pendidikan yang layak.
Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama dengan fasilitas lengkap, mulai dari ruang kelas yang modern, asrama bagi siswa dan guru, tempat ibadah, fasilitas olahraga, rekreasi, kantin, hingga layanan kesehatan.
Dengan pendekatan holistik ini, Sekolah Rakyat bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuh bagi generasi masa depan Takalar yang unggul dan berdaya saing. Tidak hanya aspek akademik, program ini juga
menanamkan nilai-nilai karakter seperti kepemimpinan, nasionalisme, serta kemandirian.

Harapan kita bersama adalah bahwa capaian-capaian yang telah diraih dalam seratus hari ini dapat menjadi pondasi yang kokoh bagi terbangunnya ekosistem pendidikan yang maju dan berkelanjutan di Kabupaten Takalar.
Langkah awal ini harus dimaknai bukan sebagai akhir, tetapi sebagai titik tolak menuju transformasi pendidikan
yang lebih luas dan mendalam.
Dengan adanya komitmen nyata dari Pemerintah Kabupaten Takalar, serta kemampuan kepemimpinan dalam
membangun kolaborasi lintas sektor, kita optimis bahwa kualitas fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan di
setiap sekolah akan terus meningkat secara merata. Namun, pendidikan tidak berhenti pada pembangunan infrastruktur fisik. Yang tak kalah penting adalah terciptanya lingkungan belajar yang mampu mendukung tumbuh kembang peserta didik secara utuh mencakup aspek akademik, pembentukan karakter, dan kecakapan digital.

Di era digital seperti saat ini, peran tenaga pendidik semakin strategis. Mereka tidak hanya berperan sebagai
pengajar di dalam kelas, tetapi juga sebagai inovator yang mampu menjawab tantangan zaman dengan kreativitas
dan teknologi. Oleh karena itu, besar harapan kami agar Pemerintah Kabupaten, khususnya Dinas Pendidikan, memberikan ruang yang luas bagi para pendidik untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi mereka.
Dukungan ini dapat diwujudkan melalui pelatihan yang berkelanjutan, penyediaan fasilitas digital yang memadai,
hingga penciptaan ruang-ruang inovasi yang mendorong transformasi metode pembelajaran.

Pemberian ruang yang mendukung bagi para guru bukan hanya akan meningkatkan kompetensi individu, tetapi
juga akan memperkuat kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dengan tenaga pendidik yang melek teknologi dan
berpikir maju, kita akan mampu melahirkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan—generasi yang
tangguh, cerdas, dan berkarakter.
Inilah kerja kolaboratif yang harus terus kita rawat: antara pemerintah, pendidik, masyarakat, dan seluruh
pemangku kepentingan. Karena hanya dengan sinergi, cita-cita besar untuk membangun pendidikan Takalar yang
inklusif, adaptif, dan berkelanjutan dapat benar-benar terwujud.

Sebagai penutup, penulis mengajak seluruh tenaga pendidik di Kabupaten Takalar untuk terus mendukung dan
berkontribusi dalam misi besar ini. Mari kita bersatu, belajar, dan berinovasi demi terwujudnya Takalar sebagai
daerah unggul dalam teknologi dan pendidikan yang inklusif, demi masa depan generasi penerus yang lebih
cerah.