Puan Minta Pemerintah Antisipasi Kommpleksitas Masalah Saat Mudik

45

SULSELBERITA.COM. Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti potensi kemacetan parah pada mudik Lebaran 2022. Ia pun mengingatkan agar Pemerintah memfasilitasi masyarakat yang hendak mudik sebaik mungkin.

“Segala persiapan dan langkah antisipasi harus disiapkan pemerintah sebaik dan sedini mungkin, agar masyarakat bisa mudik dengan selamat dan tenang. Siapkan skenario terburuk jika terjadi kemacetan parah di luar prediksi,” kata Puan, Selasa (19/4).

Advertisement

Diperkirakan, akan ada 80 juta orang yang mudik ke kampung halamannya di mana 14 juta di antaranya berasal dari wilayah Jabodetabek. Dari hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sebanyak 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor akan bergerak bersama pemudik.

Puan mengatakan, Kementerian dan instansi yang terlibat dalam penanganan mudik Lebaran harus mempersiapkan infastruktur serta sarana dan prasarana yang memadai bagi pemudik.

“Kita memaklumi antusias warga mengingat akibat pandemi Covid-19, sudah 2 tahun masyarakat tidak diperkenankan mudik saar Lebaran. Antusiasme mudik yang tinggi ini harus disikapi dengan persiapan matang dari pihak otoritas,” ujar Puan.

Mantan Menko PMK ini mengingatkan pentingnya setiap detail kebutuhan masyarakat dipersiapkan selama perjalanan mudik. Puan mengatakan, pengamanan di setiap titik keramaian juga penting dilakukan.

“Jangan sampai karena kurangnya persiapan, terjadi lagi kemacetan hingga 20 jam di dalam tol dan memakan korban jiwa seperti pada 2016 lalu,” paparnya.

Puan juga meminta aparat keamanan bekerja sama dengan tenaga kesehatan di posko-posko mudik, termasuk di stasiun kereta api, pelabuhan, bandara, terminal bus, dan di jalur-jalur darat. Dengan begitu, masyarakat akan dipermudah apabila membutuhkan pertolongan pertama saat mudik.

Lebih lanjut, Puan menilai tradisi mudik Lebaran akan menjadi stimulus yang semakin mendorong pemulihan ekonomi.

“Mudik Lebaran akan meningkatkan pariwisata daerah. Termasuk juga akan kian menggerakkan UMKM lokal saat pemudik berbelanja oleh-oleh. Tapi tentunya, mobilitas tinggi masyarakat harus dibarengi dengan ketatnya protokol kesehatan,” tutupnya.

*Komplikasi Masalah*

Senada dengan Puan, Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menyarankan pemerintah secara matang mempersiapkan mudik. Menurutnya, jika tidak dikelola dengan baik, jumlah pemudik yang sedemikian besar bisa merembet pada banyak permasalahan, seperti kemacetan, kecelakaan, dan kejahatan.

“Pemerintah seharusnya membuat kebijakan antisipatif. Jadi ini ada 89 juta yang akan mudik. Berarti nanti akan ada kemacetan di jalan tol, apalagi penerapan ganjil-genap juga menyebabkan kemacetan di jalan arteri. Ini menurut saya potensi kecelakaan, potensi terjadinya kerawanan-kerawanan seperti kejahatan sangat tinggi. Jadi menurut saya pemerintah membuat kebijakan yang sifatnya antisipasi,” ujar Trubus saat dihubungi (19/4).

Trubus juga menekankan bahwa Covid-19 masih mengancam dengan varian baru dan jumlah kasus yang setiap saat bisa melonjak. Menurutnya, pemerintah harus mampu mengedukasi masyarakat bahwa covid-19 masih ada sehingga diperlukan kewaspadaan untuk mencegah peningkatan kasus.

“Pemerintah juga harus hati-hati memberikan edukasi pada masyarakat terkait keberadaan covid-19,” tegasnya.

Sayangnya, menurut Trubus, pemerintah tampak belum menyiapkan langkah antisipasi, bahkan cenderung larut dalam euforia penanganan pandemi yang dianggap berhasil.(***)