SULSELBERITA.COM. Gowa – Ketua DPP Lsm Gempa Indonesia melakukan investigasi didapat bahwa kepala desa Pappalluang yang terpilih tahun 2015 benar bernama Rahim Tutu sesuai surat keputusan kepala Pappalluang Nomor 02 /SK – KDP / I /2010 tentang pengangkatan perangkat desa dimana Rahim Tutu itu selaku kaur Umum pada pemerintahan desa tahun 2010 bukan bernama Muhammad Said SK perangkat desa ini di tanda tangani Kepala Desa Pappalluang ( Yusuf. S.Pd) tanggal 12 Januari 2010.
Rahim Tutu masuk menjadi calon kepala desa Pappalluang menggunakan ijazah SD milik adiknya yang kedua bernama Muhammad Said lahir di Bayang Bayang tanggal 26 Pebruari 1980 anak bin Bakka tamat tahun 1994 di SD Inpres No.234 Bonto Bonto .
Ijazah milik adiknya yang kedua tersebut digunakan oleh Rahim Tutu sebagai syarat administrasi pencalonan kepala Pappalluang dan terpilih menjadi kepala desa saat itu.
Sekarang Rahim Tutu mencalonkan lagi kepala desa Pappalluang untuk periode kedua masih menggunakan lagi nama Muhammad Said dengan cara membuat surat keterangan kehilangan dari polisi Resort Tamalate kota Makassar bahwa ijazah SD aslinya yang bernama Muhammad Said hilang,ternyata ijazah SD aslinya ada sama penyidik polres jeneponto unit tipikor dijadikan alat bukti karena pada tanggal 28 Desember 2015 ketua Umum LSP3M GEMPAR INDONESIA Sul Sel Amiruddin.SH Kr.Tinggi melaporkan kepolres Jeneponto terkait dugaan menggunakan ijazah palsu .
Dijelaskan oleh Kr.Tinggi bahwa cara memalsukan ijazah milik Muhammad Said, di blangko ijazah SD tertempel foto diduga anaknya Rahim Tutu,dan sidik jari identik palsu,Rahim membuat surat keterangan kehilangan ijazah untuk tujuan mendapat surat keterangan pengganti ijasah yang hilang tersebut,maka berdasarkan surat keterangan kehilangan ijazah,kepala sekolah membuat surat keterangan pengganti ijasah yang ditanda tangani oleh kepala sekolah SD Inpres No.234 Bonto-Bonto (Muh Daud.S.Pd) bertanggal Jeneponto 13 2020 untuk digunakan sebagai persyaratan calon kepala Pappalluang yang akan dipilih bulan Nopember mendatang,dengan menggunakan pengganti ijasah tersebut lolos lagi sebagai calon kepala desa yang ditetapkan oleh P4KD pada hari Rabu kemarin.
P4KD dapat meloloskan kembali Rahim Tutu menjadi calon kepala desa Pappalluang yang akan dipilih bulan Nopember mendatang,sementara kepala sekolah SD Inpres No.234 Bonto Bonto sudah mengeluarkan surat pembatalan pengganti ijasah yang bertanggal Bayang Bayang 04 Juni 2021,berarti tidak bersyarat sama sekali untuk menjadi calon kepala desa.
Menurut Amiruddin.SH yang akrab dipanggil Kareng Tinggi bahwa karena Rahim Tutu,yang menggunakan surat keterangan pengganti ijazah dan sudah ada pembatalan dari pihak sekolah yang bersangkutan karena diduga kuat ijazah tersebut bukan milik Rahim Tutu tapi milik Muhammad Said bin Bakka yang merupakan adik keduanya Rahim Tutu,karena diloloskan maka yang bertanggung jawab dalam hal ini P4KD Desa Pappalluang.
Ditambahkan lagi oleh Ketua DPP Lsm Gempa Indonesia bahwa laporan LSP3M GEMPAR INDONESIA Sul Sel tahun 2015 yang ditanda tangani oleh Ketua Umum LSP3M GEMPAR INDONESIA Sul Sel Amiruddin.SH, penyidik polres Jeneponto unit tipikor dapat memproses namun tidak tahu apa kendala sehingga proses kasus pemalsuan ini tidak lanjut, dan sekarang pihak penyidik pada polres Jeneponto akan menindak lanjuti kembali berdasarkan laporan Ketua DPP Lsm Gempa Indonesia
Amiruddin Sh.Kr Tinggi selaku kontrol sosial berharap agar pemilihan kepala desa Pappalluang dapat dianulir atau membatalkan calon kepala desa Pappalluang ( Rahim Tutu) yang diduga menggunakan ijazah milik adiknya segera di batalkan karena apabila dilanjutkan maka banyak yang terlibat dalam proses penyidikan di kepolisian.
Amiruddin Sh.Kr Tinggi menjelaskan kepada awak media saat ditemui bahwa,karena menggunakan ijazah milik adiknya yang diduga lagi palsu dari sejak tahun 2015 menjadi kepala desa Pappalluang harus yang bersangkutan harus mengembalikan pasilitas atau gajinya kepada Negara selama menjadi kepala desa karena tidak bersyarat sama sekali dan membohongi atasannya dan masyarakat kabupaten Jeneponto khusus masyarakat desa Pappalluang tutur ketua DPP Lsm Gempa Indonesia.