Terkait Dugaan Penganiayaan, OG ‘Digiring’ ke Mapolres Langkat

18

SULSELBERITA.COM-Stabat,Terkait dugaan pemukulan terhadap ibu-ibu di Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sabtu (25/5) kemarin, OG dan beberapa anggotanya dijemput aparat kepolisian dari Polres Langkat di kediamannya, di Kelurahan Paya Mabar, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Senin (24/5) sekira jam 19.00 WIB.

Kapolres Langkat AKBP Edi Suranta Sinulingga SIK menjelaskan, penjemputan OG di kediamannya terkait kasus dugaan pemukulan terhadap ibu-ibu di Desa Besilam Bukit Lembasa beberapa waktu lalu. “Siapapun yang terlibat dalam pemukulan itu, baik OG ataupun TG dan anggotanya, pasti kita tangkap,” tegas Edi disela kegiatannya memimpin apel di Mapolres Langkat.

Kepada anggotanya, orang nomor satu di Polres Langkat itu menegaskan, dirinya siap untuk menumpas setiap aksi premanisme. “Tak ada preman-preman. Dengan cara apapun, setiap aksi premanisme harus kita tindak dengn tegas,” kata dia.

Saat disinggung berapa jumlah orang yang diamankan terkait persoalan tersebut, perwira dengan dua melati di pundaknya itu belum bisa memberikan keterangan. “Sebanyak-banyaknya akan saya tangkap siapapun kelompok mereka yang terlibat,” tandas Edi.

#Terdengar Letusan Senjata Api
Dari keterangan warga sekitar kediaman OG, sempat terdengar tiga kali suara letusan senjata api. Namun, warga tidak mengetahui secara pasti terkait penjemputan OG dari kediamannya itu. “Tadi ada rame-rame di sini, tapi takut aku mau nanya nya. Sempat juga ku dengar ada letusan senjata api tadi,” ujar warga yang mengaku bernama Indra.

Sebelumnya, Pasca penyerangan rumah OG di Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sabtu (22/5) sore kemarin, yang disebut-sebut dilatarbelakangi oleh pemukulan terhadap tiga orang ibu-ibu, kepala desa di sana akhirnya angkat bicara.

“Saat OG dan TG bersama ibu-ibu mediasi di kantor saya, gak ada pemukulan atau penganiayaan seperti yang sudah diviralkan,” ungkap Kades Besilam Bukit Lembasa Suningrat, Senin (24/5) siang, saat ditemui di rumah kerabatnya di Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

Dengan Kondisi tangan yang masih diinfus, Suningrat menceritakan, kehadiran warga ke kantornya untuk membicarakan permasalahan surat pernyataan yang dibuat empat orang kadusnya, tentang prosedur bagi agen sawit yang ingin membeli sawit masyarakat di daerahnya.

Masyarakat yang keberatan dengan kesepakatan itu, kemudian meminta Suningrat untuk membicarakan kembali kesepakatan yang sudah dibuat tersebut. Warga yang tak punya lahan di Dusun VI, VII, X dan XIII ikut mendatangi Kantor Desa Besilam BL.

“Itulah yang buat OG dan TG merasa keberatan. Tapi, gak ada mereka (OG dan TG) melakukan pemukulan. Mereka hanya meminta warga yang tak punya kebun sawit untuk menunjukkan lahannya, bukan asal nimbrung menuntut kesepakatan yang dah dibuat,” sambung Suningrat. (AViD)

Teks foto: Suasana di Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa pasca kerusuhan