Rumah OG Diserang Ratusan Massa, Ini Kata Kades Besilam BL

175

SULSELBERITA.COM. Wampu
Pasca penyerangan rumah OG di Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sabtu (22/5) sore kemarin, yang disebut-sebut dilatarbelakangi oleh pemukulan terhadap tiga orang ibu-ibu, kepala desa di sana akhirnya angkat bicara.

“Saat OG dan TG bersama ibu-ibu mediasi di kantor saya, gak ada pemukulan atau penganiayaan seperti yang sudah diviralkan,” ungkap Kades Besilam Bukit Lembasa Suningrat, Senin (24/5) siang, saat ditemui di rumah kerabatnya di Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

Dengan Kondisi tangan yang masih diinfus, Suningrat menceritakan, kehadiran warga ke kantornya untuk membicarakan permasalahan surat pernyataan yang dibuat empat orang kadusnya, tentang prosedur bagi agen sawit yang ingin membeli sawit masyarakat di daerahnya.

Masyarakat yang keberatan dengan kesepakatan itu, kemudian meminta Suningrat untuk membicarakan kembali kesepakatan yang sudah dibuat tersebut. Warga yang tak punya lahan di Dusun VI, VII, X dan XIII ikut mendatangi Kantor Desa Besilam BL.

“Itulah yang buat OG dan TG merasa keberatan. Tapi, gak ada mereka (OG dan TG) melakukan pemukulan. Mereka hanya meminta warga yang tak punya kebun sawit untuk menunjukkan lahannya, bukan asal nimbrung menuntut kesepakatan yang dah dibuat,” sambung Suningrat.

#Seperti Sudah Dikordinir
Terkait persoalan tersebut, Suningrat juga mengaku sudah diperiksa di Mapolres Langkat untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Di sana, oknum kades itu hanya menceritakan peristiwa sebagaimana yang diketahuinya dan tidak ada berpihak kepada siapapun.

“Yang sangat saya sayangkan, dari ratusan massa yang melakukan penyerangan, hanya sebahagian kecil warga saya. Massa banyak didominasi oleh warga Desa Kebon Balok dan dari Desa Situngkit. Mereka datang gak lama setelah ibu-ibu meninggalkan kantor saya. Jadi, ratusan massa kemarin seperti sudah ada yang mengkordinir,” tandasnya.

Sebelumnya, salah seorang pekerja perkebunan sawit Nanda Kurniawan (19) asal Marelan, mengalami luka akibat lemparan batu di bagian kepalanya, saat ratusan massa yang menggunakan kayu, clurit, tojok, klewang dan batu, menyerang rumah milik OG di Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sabtu (22/5) sekira jam 16.00 WIB.

Tak hanya Nanda, Teddy Prastio (20) warga Desa Kebun Balok, Kecamatan Wampu yang disebut-sebut berada bersama gerombolan ratusan massa yang menyerang kediaman OG tersebut, juga mengalami luka tembak di bagian bahu kanannya, yang diduga terkena tembakan dari kelompok massa penyerang.

Kanit Reskrim Polsek Stabat IPDA Hermawan membenarkan penyerangan rumah OG tersebut. “Kejadiannya dekat Masjid Al Ikhlas, Dusun Bukit Dinding. Ada warga yang terkena tembakan di bagian bahunya. Sekarang masih dirawat di RS P Bidadari Stabat,” terang Hermawan.

# Diprovokasi
Aksi penyerangan itu diduga dipicu oleh Mah, Sik, Sis, Ruk dan Pey Cs, warga Desa Besilam Bukit Lembasa yang diduga memprovokasi massa. Motifasinya, diduga karena Pey Cs merasa tidak terima, karena aksinya yang kerap menerima buah sawit curian di desa tersebut terusik, sejak dikeluarkannya pernyataan dari empat kadus Desa Besilam Bukit Lembasa, 20 Mei 2021 kemarin.

Dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani Kades Besilam Bukit Lembasa Suningrat, para Kadus VI, VII, X dan XIII yang merasa resah dengan sering terjadinya kehilangan buah sawit, pembobolan rumah/gubuk dan hilangnya besi jembatan yang dilakukan oleh sekelompok orang di dusun mereka.

“Kami sudah sepakat untuk buat plang agar pencurian sawit di sini bisa teratasi. Disamping itu, setiap warga yang membeli sawit di sini harus memperbaiki jalan yang rusak, serta along-along tidak dibenarkan lalu lalang bawa sawit di sini,” tegas Kadus XIII Suprianto, Minggu (23/5) sore, sembari menyebutkan bahwa along-along kerap membawa sawit curian dan dijual ke Pey CS.

#Tak Ada Pemukulan
Pada kesempatan itu, Suprianto juga membantah bahwa tak ada pemukulan terhadap ibu-ibu yang dituduhkan kepada LSG alias TG, anak dari OG. “Gak ada pemukulan ibu-ibu di sini. Aku pun di sini semalam. TG hanya meminta ibu-ibu yang keberatan atas perjanjian yang kami buat, untuk menunjukkan lahan sawitnya di sini. Gak lama ibu-ibu itu pergi, datanglah rarusan massa menyerang ke sini,” sambungnya.

Kadus XIII itu menambahkan, tidak benar bahwa TG yang menguasai dan memaksa warga untuk menjual sawit kepadanya. Bahkan, Bolang MP, Pano, Aji, dan Arsad yang hingga saat ini membeli sawit warga di sana. “Empat orang agen sawit dari Dusun Bukit Dinding juga masih beli sawit di sini dan tak ada paksaan sama sekali,” tandasnya. (AVID/r)

Teks foto: Suasana di Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam BL pasca kerusuhan