SULSELBERITA.COM. — Minimnya program pemerintah, khususnya pemerintah kabupaten Gowa, terkait program yang melibatkan pemuda pemudi atau yang kerap dikenal dengan sebutan “Generasi Millenial,” membuat berbagai kalangan merasa prihatin.
Salah satunya, Muhlis yang merupakan salah satu pemerhati Generasi Millenial asal Pallantikang, kelurahan Kalegowa.
Keprihatinan Muhlis diungkapkannya saat di temui jurnalis media ini di salah satu warkop yang berada di Jln Mesjid Raya Gowa, Sabtu 14 November 2020.
Sangat terasa buat saya secara pribadi, dimana kabupaten Gowa yang dikenal sebagai Butta Bersejarah, Butta Para Karaeng, namun seolah tidak punya ide ide yang cemerlan buat generasi muda atau generasi milineal, ungkap Mukhlis.
Ada hal paling sering terucap di masyarakat, dimana setiap waktunya hanya membahas tentang bantuan bantuan sembako yg menurut saya secara pribadi, malah memalaskan masyarakat dan merendahkan harga diri masyarakat ketika hanya selalu terucap bantuan bantuan sembako saja, tanpa memikir bagaimana masa depan anak anaknya, paparnya.
Menurut Mukhlis, pemerintah kabupaten Gowa selama ini tidak memiliki ide atau inovasi yang bisa merangkul generasi muda atau generasi millenial.
Buat saya secara pribadi, kabupaten Gowa tidak memiliki inovasi-inovasi terhadap sumber daya manusia terkhusus generasi muda di kabupaten Gowa, sehingga banyak sekali kita temui anak muda yang banyak menghabiskan waktunya hanya dengan hal hal yang boleh dikatakan tidak bermanfaat, seperti bermain game dan sebagainya, ungkapnya lebih jauh.
Tidak sampai di situ, Mukhlis yang juga di ketahui merupakan salah satu bagian dari Institute Jurnalis Kemanusiaan (IJuK) itu mengambil contoh alamat tempat tinggalnya.
Mungkin salah satu sangat terasa di wilayah tinggal saya sendiri, Kelurahan Kalegowa.
Selama ini saya belum pernah mendengar adanya upaya atau progam pemerintah untuk kaum millenial, jelasnya.
Ketika kita menarik kebelakang, kejadian kejadian yang sering terjadi, seperti begal, pembusuran, serta penangkapan pengguna narkoba, hampir semua korban dan pelaku adalah generasi muda, lantas mau dibawa ke mana masa depan bangsa ini, terkhusus daerah kabupaten Gowa ini ungkap Mukhlis prihatin.
Memang semua anak tidak bisa lepas dari tanggung jawab orang tua, tetapi mungkin seharusnya ada peran pemerintah untuk merangkul serta memberikan generasi muda keterampilan yang bisa di mulai melalui komunitas RT/RW serta lingkungan atau perangkat kelurahan atau desa.
Di akhir penyampaiannya, Mukhlis tidak lupa menitip Pesan buat millenial.
Selamatkan diri dari pergaulan negatif
Hindari narkoba
Gunakan waktu dengan hal positif
Jangan mau di ukur dengan sembako