SULSELBERITA.COM. Takalar, - Kisru pembebasan lahan bendungan Pammukkulu yang terletak di desa Kale Ko'mara kecamatan Polongbangken Utara Kabupaten Takalar kian memanas.
Dari pantauan awak media, ratusan warga yang terkena dampak pembangunan bendungan Pamukkulu melakukan aksi unjuk rasa di beberapa titik.
Aksi pertama di lakukan di lokasi pembangunan bendungan Pamukkulu Kabupaten Takalar dengan memboikot dan menutup seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan bendungan Pamukkulu, hal ini diduga kuat karena proses pembebasan lahan yang belum menuai kejelasan hingga saat ini.
Sesaat saat aksi penutupan ini berlangsung Manager Proyek dari PT. Wijaya Karya dan PT. Nindya Karya menerima pengunjuk rasa dan mereka menyetujui dan memberherhentikan seluruh aktivitas pembangunan.
Parawangsa SH selaku Pendamping Masyarakat mengungkapkan "Harga lahan yang di hargai cuman Rp.3.500/Meter dan panitia pengadaan tanah membuka ruang untuk para mafia tanah masuk akhirnya terjadi gejolak penolakan."
Proyek ini sejak 2017 yang sampai hari ini progres baru sekitar 5% proses pembebasan dan pembangunan fisik, 640 Ha lahan yang dibutuhkan tetapi yang selesai dibebaskan baru sekitar 50 Ha," jelas Parawangsa
Muallim Bahar SH selaku penanggung jawab gerakan juga menjelaskan, " 2,1 T Rupiah anggaran Negara yang di kucurkan untuk pembangunan bendungan ini kami anggap berpotensi adanya kerugian negara, sebab sejak 2017 penandatangan kontrak sampai 2020 progres pembangunan fisik belum jalan bahkan sempat mandek 600 hari dan kini kembali kami tutup sampai waktu yang tak di tentukan." tegasnya.
Aksi protes kemudian berlanjut ketika masyarakat mendatangi kantor BPN dan Kejaksaan Negeri Takalar.(**)