Tamalaki Sultra: Ali Mazi Jangan Jadikan Rakyat Suĺtra Tumbal Investasi

1143

SULSELBERITA.COM. Kendari - Polemik tentang rencana kedatangan 500 TKA kembali hangat menyusul sikap Gubernur Sultra, Ali Mazi yang mengizinkan TKA masuk di Sulawesi Tenggara untuk bekerja di PT VDNI dan PT OSS dalam situasi Pandemi Covid 19.

Perizinan terhadap kedatangan 500 TKA Cina ini, mencuat saat Ali Mazi menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bidang ketenagakerjaan bersama dengan jajaran Forkopimda, sejumlah OPD, rektor berbagai universitas, serta beberapa ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), di Aula Merah Putih, rumah jabatan Gubernur Sultra, Jumat (12/6/2020) kemarin.

Advertisement

Diketahui sebanyak 146 orang tenaga kerja asing (TKA) asal China dijadwalkan akan tiba di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 23 Juni 2020. Mereka merupakan gelombang pertama dari total 500 TKA yang akan bekerja di perusahaan tambang PT VDNI dan PT OSS di Morosi, Konawe.

Menyikapi hal tersebut Alfian Annas, S.H Ketua Tamalaki Sultra mengutuk keras sikap Gubernur Sulawesi Tenggara disaat warga sultra sedang berjuang memutus mata rantai penyebaran covid 19. Gubernur malah mengizinkan 500 TKA Masuk di Bumi Anoa.

"Perlu saya tegaskan bahwa wabah Covid 19 ini kita ketahui dari Negeri tirai bambu asal 500 TKA yg akan masuk di Bumi Anoa". Tegas Alfian Annnas. Jumat (12/6/2020).

"Kalau hal ini tetap dipaksakan maka tidak menutup kemungkinan 500 TKA ini akan menjadi sumber pintu masuk penularan Covid 19 di daerah yang kita cintai ini, atas dasar ini kami berikan Ultimatum keras kepada Gubernur Sulawesi Tenggara apabila 500 TKA tetap dipaksakan masuk dalam situasi pandemi Covid 19 ini kami TAMALAKI SULTRA secara kelembagaan akan melakukan Aksi Demonstrasi dengan jumlah massa yang besar memboikot seluruh pintu masuk 500 TKA". Tegas Alfian lagi.

Hal senada juga disampaikan Oschar Sumardin Kader Tamalaki Sultra. Mengatakan bahwa sikap Gubernur terlalu ceroboh tampa mempertimbangkan kondisi terburuk yang akan dialami masyarakat sultra apabila 500 TKA ini masuk.

"Perlu saya tegaskan bahwa kami tidak menolak investasi, tapi apabila investasi berujung bencana bagi masyarakat Sulawesi Tenggara maka dengan keras kami menolak".

"Untuk itu Kami Haramkan TKA masuk di Wilayah Sulawesi Tenggara dalam situasi pandemi Covid 19 seperti ini". Tutupnya.

Perwakilan Sultra : ( H E N D R A )