SULSELBERITA.COM. Konsel – Memasuki tahun ke – Lima masa jabatan Bupati Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara, H. Surunuddin Dangga, tentu sedikit banyaknya sudah menorehkan sejumlah prestasi atas kinerjanya selaku pimpinan daerah di Bumi Andoolo.
Dalam kadar tertentu, sikap Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Konsel, di era kepemimpinan H. Surunuddin Dangga ini menjadi sebuah ironi dalam langkahnya membangun Kabupaten Konsel. Awal memulai kerja sebagai Bupati sejak dilantik pada 23 Pebruari 2016, Surunuddin Dangga, kerap banyak melahirkan kebijakan yang tergolong blunder dan menimbulkan kecemasan bagi para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) yang dibawahinya.
Diantara kebijakan fenomenal perdananya itu adalah membekukan SK Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) bentukan mantan Pj. Bupati Konsel Irawan Laliasa, dan memberhentikan seluruh jajaran perangkat yang bertugas di LPSE, membatalkan proses lelang proyek yang sedang berjalan, menonjob sejumlah pejabat tanpa rekomendasi KASN, serta memploting APBD untuk pembangunan auditorium dan perluasan kantor Bupati Konsel.
Salah satu kebijakan yang menyorot perhatian masyarakat Konsel adalah pembangunan audotorium dan perluasan kantor Bupati yang menelan anggaran puluhan milyar rupiah karena dinilai hanya pemborosan anggaran. Sebab kantor Bupati yang lama sudah tergolong cukup megah dan sangat layak pakai. Namun apa daya, masyarakat Konsel tak kuasa menentang ambisi sang Bupati yang menginginkan gedung kantor baru nan megah.
Jelang setahun menjabat, Surunuddin Dangga merealisasikan pembangunan auditorium kantor Bupati Konsel yang baru. Namun dibalik pembangunan gedung berlantai 4 itu, masyarakat Konsel dihebohkan atas tertangkapnya Kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut oleh KPK, atas kasus suap proyek. Banyak yang menduga – duga bahwa KPK akan menyasar Bupati Konsel dan keluarganya dalam dugaan suap pembangunan kantor Bupati Konsel. Namun, rupanya masalah tersebut hanya sebatas dugaan. Karena faktanya, pembangunan auditorium kantor Bupati Konsel terus berlangsung sampai tahap finishing dan diresmikan oleh Surunuddin Dangga.
Harus diakui, pembangunan infrastruktur fisik di Konsel memang tergolong jor-joran di era Surunuddin. Berbagai jembatan dan jalan memang banyak dibangun di era ini. Infrastruktur lainnya juga coba dihadirkan hingga ke kawasan perdesaan. Seolah belum cukup, Surunuddin juga mengupayakan sejumlah program penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir dan pelosok.
Selain itu, Surunuddin juga kerap kali tak canggung menampakkan diri sebagai sosok yang peduli dengan masyarakat Konsel. Dalam beberapa kesempatan, ia bankan menyasar pelosok – pelosok desa terisolir yang ada di Konsel. Saking fenomenalnya mantan Ketua DPRD Konsel itu bahkan menjadi Bupati yang melibatkan langsung tim sukses dalam proses penganggaran program – program kegiatan yang bersifat bantuan langsung pada masyarakat.
Hal ini juga menjadi ironi bagi elektabilitasnya yang seperti tak terbendung oleh calon penantangnya pada Pilkada Konsel mendatang. Berdasarkan survei yang dirilis oleh Lembaga Survei Parameter pada september 2019 lalu, Surunuddin masih unggul telak dari penantangnya, dengan angka 53 persen berbanding 12 persen. Dan hingga Juni 2020 posisi elektabilitas Surunuddin semakin melambung dan sangat sulit terkalahkan.
Mengamati kondisi sekarang, bagaimanapun juga, perkara gerakan – gerakan menumbangkan elektabilitas Surunuddin selaku sang Petahana pada Pilkada Konsel desember 2020 mendatang, akan sulit diselesaikan bagi penantangnya. Bila primordialisme pemilih terus-menerus dipandang dari kacamata kedaerahan yang digambarkan melalui isu – isu putra daerah khas Konsel. Solusi untuk mengimbangi bahkan meruntuhkan elektabilitas sang Petahana tersebut, yaitu melakukan gerakan cepat yang real, terstruktur, masif, sistematis dan konkrit.
Namun demikian, disisi lain bagi Surunuddin, infrastruktur mungkin menjadi salah satu yang dinanti masyarakat Konsel, akan tetapi sulit untuk menyebut bahwa hal itu mampu menekan konflik yang tercipta diawal – awal menjabat sebagai Bupati Konsel. Karena para penantang menunggu momen Pilkada untuk melampiaskan kekecewaan pada sang Bupati petahana itu.
Dengan kata lain, boleh jadi gelora pembangunan infrastruktur belum bisa menyelesaikan inti masalah yang dibawa oleh Surunuddin selama menjabat sebagai Bupati di Konawe Selatan.
Terlepas dari apapun itu, perlu diakui bahwa perkara problematik yang terjadi di Konsel selama kepemimpinan H. Surunuddin Dangga, bukanlah sesuatu yang mudah diurai. Banyak yang menganggap bahwa isu-isu terkait rapor merah sang Bupati Petahana tak akan terbendung saat peluit tahapan Pilkada serentak dimulai. Semua mulut tentu akan menyuarakan catatan kelam pada sang mantan Ketua DPD II Golkar Konsel tersebut. Tentu bukan itu bukan hal yang mustahil.
Perlu diketahu bahwa, genderang perang melawan sang Petahana sudah dimulai sejak lama. Tuduhan Kasus Korupsi dan berita miring lainnya yang mencatut H. Surunuddin Dangga, dan lingkungan keluarganya memang kerap kali digaungkan. Baik dalam diskusi para aktifis, pemuda dan mahasiswa Konsel. Bahkan berujung dengan aksi demonstrasi. Nama Surunuddin bahkan kerap menghiasi halaman pemberitaan di media cetak dan online, baik media lokal maupun media nasional. Namun belum mempan untuk menggembosi popularitas Surnuddin Dangga.
Serangan perlawanan terhadap Bupati Perahana ini memang tak ada hentinya. Pada 2019 lalu, masyarakat Konsel sempat digegerkan menyangkut dengan adanya surat panggilan dari KPK yang belakangan diketahui Palsu. Tidak ada angin dan tidak ada hujan, tiba – tiba Surunuddin Dangga menerima surat panggilan dari KPK, sontak sang petahana ini oleng dan langsung terbang ke Jakarta untuk mengklarifikasi kebenaran surat panggilan itu. Alhasil, pihak KPK menampik telah melayangkan surat panggilan. Ternyata, tak sampai disitu, Surunuddin tidak menerima perlakuan terhadap dirinya. Ia bahkan membalas dengan melaporkan pelaku yang diduga merusak nama baiknya itu ke Polda Sultra untuk di proses hukum. Kala itu Surunuddin menjadi perhatian publik. Namun rupanya, hal itu belum juga cukup kuat untuk melunturkan kepercayaan para pemilih dan loyalis fanatik H. Surunuddin Dangga.
Bahkan saat ini, sang petahana semakin percaya diri untuk kembali menduduki kursi singgasananya. Meski pilkada serentak sudah didepan mata, namun hingga kini Surunuddin masih tampak santai dan belum menentukan siapa calon wakilnya nanti. Banyak yang menganalisa bahwa Surunuddin akan kembali berpasangan dengan Arsalim, yang notabene adalah wakil bupati Konsel saat ini.
Oleh : Tim Kajian Sosial dan Politik, Jaringan Advokasi Kebijakan Publik (JARAKK) Sulawesi Tenggara
( H E N D R A )