Opini: Pemerintah Memang Terkadang Suka Bercanda

343

SULSELBERITA.COM. Bumi sedang sakit, adalah kalimat yang menggambarkan keadaan hari ini. Sebabnya saat sekarang ini bumi sedang berperang melawan sesuatu hal yang tak kasat mata namun mematikan yang disebut corona virus desease 2019 atau lebih akrab disapa covid 19.

Termasuk negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu bagian dari ratusan negara yang ada diplanet bumi ini sedang berperang melawan covid 19 ini, hingga hari ini Rabu 20 Mei 2020 pukul 12.00 WIB jumlah total kasus positif 19.189 (Sumber: PHEOC Kemkes RI).

Adalah ironi besar meyaksikamn gelagat barisan penentu kebijakan dinegeri ini, saat tanah air ini dalam pusaran gejolak perang melawan sesuatu yang tak kasat mata namun mematikan, pemerintah masih saja suka bercanda dalam berbagai bentuknya.

Dalam bentuk sederhana saja misalkan berupa pernyataan atau statmen yang banyak mengundang tawa ditengah-tengah rakyat yang sedang bingung. Pasalnya hal tersebut diucapkan oleh para tokoh-tokoh utama bangsa Indonesia saat sekarang ini, sehingga dapat menjadi acuan sebagian publik untuk mengambil tindakan dalam menghadapi peperangan ini, atau bisa juga menjadi candaan untuk sebagian publik lainnya. Entah itu serius ataupun sedang melucu, jujur saya tidak dapat menyimpulkan.

Beberapa statment itu antara lain adalah misalkan dari menteri perhubungan Budi Karya Sumadi dalam penyampaian pidatonya di kampus UGM 17 Februari, bahwa tidak ditemukannya virus Corona di Indonesia hingga saat ini karena masyarakatnya memiliki kekebalan tubuh lantaran setiap hari gemar makan nasi kucing. Padahal saat itu beberapa prediksi dan peringatan telah disampaikan oleh beberapa institusi-institusi misalkan WHO, FKM UI dan Universitas Harvard akan ancaman virus ini yang sudah masuk ke Indonesia dari sejak perantara bulan Januari-Februari 2020.

Namun bukannya menjadikan prediksi dan peringatan tersebut yang telah melalui penelitian ilmiah itu, guna untuk segera melakukan pergerakan dalam menyiapkan strategi melawan virus ini. Pemerintah kembali melanjutkan guyonan-guyonan tersebut, pernyataan selanjutnya itu terucap dipertengahan februari dan juga menyita perhatian publik berasal dari Menkopolhukam Mahfud MD yang menuliskan dalam akun twitternya bahwa Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan virus corona tak masuk ke Indonesia karena perizinnannya susah.

Untuk kesekian lanjutnya kini bersumber dari orang nomor dua di Republik ini, yakni bapak wakil presiden Ma’ruf Amin yang mengatakan bahwa virus corona menyingkir dari Indonesia karena doa qunut. Adalah wujud bahwa pemerintah senang bercanda, sehingga sebagian publik menjadikan guyonan ini sebagai suatu dasar bahwa virus corona tak akan pernah masuk ke Indonesia, apalagi pernyataan itu bersumber dari seeorang yang telah lama dijadikan tokoh dibangsa ini.

Walaupun guyonan-guyonan diatas tersebut bermunculan sebelum adanya penetapan kasus positif virus corona, namun seharusnya pemerintah sudah terlebih dahulu untuk mengajak masyarakat menyiapkan diri karena mengingat dasar ilmiah berupa prediksi dan peringatan dari institusi-institusi ternama telah terlebih dahulu ada.

Baru pada tanggal 02 maret bapak presiden Jokowi mengumumkan bahwa virus corona telah masuk keIndonesia dengan kasus positif pertama di cianjur. Namun yang seharusnya saat itu telah menjadi awal gebrakan senjata melawan virus ini di Indonesia, bapak wakil presiden masih sempat-sempatnya kembali mengeluarkan perkataanya yang menyebutkan bahwa Corona bisa sembuh dengan minum susu kuda liar. Menjadi pertanyaan entah pernah atau tidak mereka mempertimbangkan dampak ketika mengeluarkan ucapan-ucapan seperti itu kehadapan publik ?

Pun kemudian setelah itu, kembali disusul dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga tak mau kalah memberikan penyataannya bahwa covid 19 ini sebetulnya virus yang fatality ratet-nya relatif rendah, atau dampak kematiannya relatif rendah dibandingkan virus-virus lainnya. Membandingkan virus corona ini dengan virus lainnya secara tidak lansung memberikan dampak kepada masyarakat yang akan memandang remeh virus ini.

Tak juga ketinggalan menteri kordinator kemaritiman dan investasi yakni Luhut Binsar Panjaitan juga memberikan pernyataannya ditengah-tengah masa krisis virus corona bahwa virus corona tidak tahan cuaca panas. Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia terdapat dua musin yakni hujan dan kemarau, apalagi adanya beberapa wilayah di Indonesia dengan intensitas panas yang tinggi khususnya wilayah bagian timur Nusantara, maka bisa jadi pernyataan-penyataan seperti itu akan memberikan sugesti tersendiri bahwa ketidakmungkinan wilayahnya dimasuki virus ini, sehingga dapat mendorong masyarakat yang terdapat dalam wilayah itu akan memandang enteng keberadaan virus corona dimuka bumi ini dan mengabaikan protokol kesehatan yang telah menjadi himbauan pemerintah.

Hingga saat sekarang ini terbaru pernyataan pemerintah yang masih hangat diingatan adalah Sebutlah saja berbagai statment yang menuai kontroversi dihadapan publik adalah larangan mudik tapi pulang kampung boleh, padahal mudik adalah singkatan “Mulih dilik” dalam bahasa Jawa Ngoko yang berarti pulang sebentar, adalah merupakan tradisi sejak zaman kerajaan majapahit, tradisi perantau pulang kekampung halaman membersihkan makam leluhur. Atau dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti “Pulang kekampung halaman” Pemerintah memang terkadang suka bercanda.

Kemudian ada lagi statment yang juga menyita perhatian kita yakni statment berdamai dan hidup berdampingan dengan covid 19, seolah kita diajak gencatan senjata dalam peperangan ini. Apa yang menjadi tetesan keringat kita selama ini menjadi buyar terkubur oleh kalimat tersebut. Karena dengan adanya pernyataan tersebut menjadikan semua hal yang telah dilakukan dengan berbagai pengorbanan menjadi sia-sia. Sebagaimana kalimat yang mungkin dapat menggambarkannya adalah bahwa setidaknya kita pernah berjuang

Namun terlepas dari berbagai kontroversi yang bermunculan terkait beberapa pernyataan diatas, alangkah lebih baiknya sebagai manusia yang senantiasa berusaha untuk menjadi bijak agar mengambil sisi positifnya dengan memandangnya sebagai wujud humoris dari pemerintah kita yang memang terkadang suka bercanda guna menghadirkan senyum dan tawa untuk rakyat Indonesia ditengah kondisi yang mencekam ini. bahagia menyertai kita semua, lekas membaik ibu pertiwi

Penulis:
Jalil Abede
(Mahasiswa Unismuh Makassar)