SULSELBERITA.COM. SINJAI - Balik hiruk penanganan wabah corona (Covid-19), ada yang bekerja dalam senyap. Dengan perlindungan diri seadanya, mereka mempertaruhkan keselamatan demi menolong pasien Covid-19. Mereka adalah petugas medis yang menangani pasien secara langsung di ruang isolasi, dengan risiko terpapar virus corona yang mematikan.
"Tidak semua perawat mau ditempatkan di sini karena risikonya yang tinggi," Menjadi relawan merupakan panggilan hati manusia untuk menolong dan berbagi kesesama yang membutuhkan.kata Riska Salah satu Relawan Covid 19 Kabupaten Sinjai yang Keseharianya Merupakan Perawat di Puskesmas Samataring Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai,
Riska mengaku tidak boleh menolak tugas kemanusiaan apapun risikonya. Termasuk kemungkinan terpapar virus mematikan dari pasien yang dirawat.
Menurutnya , tugas yang diemban ini tidak sebanding dengan penderitaan dan ketakutan pasien yang terindikasi corona. "Setiap kali dimasukkan ruang isolasi, wajah mereka sangat tegang dan depresi. Bahkan ada yang nyaris bunuh diri karena stres meski mereka menggunakan alat perlindungan diri (APD)," tuturnya.
Di sinilah peran dan tenaga medis di ruang isolasi dibutuhkan. Setiap hari mereka membangun komunikasi dan membangkitkan semangat pasien untuk sembuh.
"Bahkan dalam lingkungan Keluarga Pun terkadang menimbulkan rasa mengucilkan saya karena dianggap bisa menularkan virus. Padahal tidak sesederhana itu," katanya.
Dahsyatnya pemberitaan tentang penularan corona secara langsung turut memojokkan para perawat. Tidak hanya oleh tetangga di rumah, beberapa rekan kerja di rumah sakit turut menjaga jarak dengan para tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi. Mereka tak mau tertular oleh virus mematikan yang hingga kini belum ditemukan obatnya.
Untuk menjaga keluarganya, dirinya menerapkan protokol ketat tentang kebersihan. Setelah selesai jam bertugas, dia berganti baju di ruangan khusus sebelum meninggalkan tempat tugasnya di Hotel Sinjai Setiba di rumah pun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan keramas, serta mencuci pakaiannya. Baru setelah itu dia bisa mendekat dengan Keluarganya
Namun Karena Kemanusiaan Dirinya di sangat Dibutuhkan ketulusan, keikhlasan, dan percaya pada Allah untuk mengemban tugas ini. Kalau Allah tidak menghendaki kami tertular, Insya Allah aman," pungkasnya.
(Red)