SULSELBERITA.COM. Takalar - Memasuki akhir Tahun 2019 di penghujung musim kemarau ini, Produksi garam petani tambak di Takalar melimpah, namun sangat disayangkan, karena justru harganya kini "terjun bebas". Rabu 27/11/2019.
Kuat dugaan, anjloknya harga garam milik petani di Takalar tersebut, karena produksi melimpah, ditambah banyaknya garam impor yang masuk tanpa memprioritaskankan Garam Lokal, sehingga harga terus jatuh ke level terendah, yakni sebesar Rp.18.000 perkarungnya (60 kilo).
Kondisi ini tentunya membuat para petani tambak yang memproduksi garam sedih, karena tak mampu meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Kepada awak media, salah seorang pengurus asosiasi Petambak garam Kabupaten Takalar Saharuddin Ngeppe mengungkapkan "Problem harga garam rakyat anjlok, salah satu Penyebabnya karna banyaknya produksi garam impor yang masuk dengann alasan kebutuhan industri, tetapi banyak rembesan masuk di pasar konsumen tanpa memprioritaskan Garam Lokal, sehingga dapat Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan para Petambak Garam" ungkapnya melalui sambungan telepon. Rabu, (27/11/2019).
Perlu diketahui, Produksi Garam Kabupaten Takalar pada tahun 2019 ini sangat Meningkatkan dan Melimpah di banding tahun -Tahun Sebelumnya yang Hanya Mencapai 11 Ribu Ton tapi sekarang Dapat mencapai 16 Ribu Ton.
Sementara itu, Tim Tehknis Bidang Pemberdayaan Nelayang, budidaya Ikan dan Petambak Garam Kabupaten Takalar H Syamsuddin S. Pi Mengatakan.
" Produksi Garam tahun ini 2019 Sangat meningkat dan Melimpah mencapai 16 Ribu Ton ,dibanding tahun sebelumnya hanya 11 Ribu Ton dan Berharap Leading sektor Bisa Membantu Produksi garam dengan nilai harga dapat stabil Kembali karna Harga Garam Sangat Anjlok mencapai 18.000/Karung (satu karung dengan Isi Sebanyak 50Kg) ". Harapnya.