SULSELBERITA.COM. Makassar- Sepertinya esensi pada mahasiswa akan lenyap di telan waktu, mungkin siklus dan perkembangan zaman adalah faktornya.
Bukankah seorang mahasiswa itu memiliki indera perasa yang lebih peka, lebih peka terhadap lingkungan sekitar, lebih memiliki indera penglihatan untuk menatap kedepan, lebih lebih dari pada seorang yang bernama siswa/siswi, bukankah begitu? Lantas sudah kah mahasiswa memiliki itu?ungkap"Mahasiswi Unismuh Jurusan Bahasa Indonesia ini.
Lanjut di kataknya"Ada yang bilang Mahasiswa itu Agent of Change , tapi menjajah kemalasan saja susah, melawan ke-tidak pedulian pun enggan, untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar pun sulit, lalu mau apa kita kuliah? Hanya memberi sumbangan pembangunan untuk instansi pendidikan, lalu belajar, lulus, wisuda, kerja(kalo dapet yang di inginkan) ? Apakah cukup?
Yang perlu terpikirkan adalah “Mau jadi apa setelah lulus?” , yakin akan membawa perubahan untuk lingkungan kita di kampung halaman? atau hanya ingin mendapat gelar agar terpangpang di cetakan undangan pernikahan? Atau biar di anggap keren?keluhnya" kepada awak media ini,senin 04/11/2019
Menjadi seorang mahasiswa adalah amanah, karena tak semua orang bisa berada di posisi ini, maka berbanggalah kalian anak muda yang katanya menjadi harapan bangsa, yang katanya bisa menjadi penyambung lidah antara rakyat dan pemerintah
“Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali” itu pepatah yang mungkin dirasa cocok untuk mahasiswa sekarang yang beranggapan “halah… ngapain mikirin rakyat, ngapain ngusut kasus di kampus mending kuliah aja yang bener” , apa kalian tidak pernah sadar wahai sob, kalian selalu disibukan dengan kuliah kuliah dan kuliah, kalian ini dituntut sebagai pekerja di instansi pendidikan, kalian rela menyumbang sebagian harta kalian untuk mendapat gelar, mungkin kalian yang mampu takan menjadi masalah , coba lihat sekeliling kalian yang ikut menangkap ilmu pendidikan bersama dalam satu ruangan yang sama apakah mereka semampu kalian, apa mereka butuh di adili? Jelasnya,
lalu masih adakah dalam hati kalian yang merasa bahwa kalian akan bisa hidup bahagia tanpa mereka? Apa kalian merasa bahwa kehidupan individu lebih baik? Bukankah hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial?
Kelembagaan mahasiswa memang menjadi salah satu jalan untuk kita mempertanyakan hak-hak dan kewajiban kita sebagai mahasiswa, dan sebagai pendukung akademik dalam instansi pendidikan. Sudahkah berjalan dengan seharusnya? Kenapa lembaga selalu saja menerima dampak dari kesengsaraan mahasiswa? Mengapa masih banyak orang yang masih bisa menyalahkan sebuah lembaga tanpa tau dalamnya bagaimana? Bukan kah lembaga sejajar dengan jajaran atas? Ketetapam yang seharusnya lembaga juga tau, tapi tidak pada kenyataannya, ? apa ini sengaja ? atau ada yang di sembunyikan di balik semua ini?
Mengapa masih banyak kejanggalan yang tak mau di pertanyakan oleh mahasiswa? Mengapa selalu ada yang di sembunyikan dari kita? Apa ini permainan pemerintah? Bukankah seharusnya “Dari Kita Untuk Kita”? tapi malah sebaliknya mungkin “Dari Kita Untuk Mereka”
Apa ini yang di namakan kematian sebuah bangsa? Menangis lah ibu pertiwi karna sudah banyak yang lupa dengan perjuangan sebuah negri, menjadi diri sendiri tanpa punya rasa peduli sama saja dengan bunuh diri.
Lalu apa yang perlu dilakukan saat ini? Jika harus menyalahkan, siapa yang memang benar-benar salah? Dimana kita harus memulai menghidupi sebuah bangsa? Bagaimana caranya agar manusia lebih memiliki rasa peduli? Sebenarnya sejak kapan rasa ini hilang? Dan mengapa kita harus peduli, apakah ini penting?
Semoga kemerdekaan tidak hanya menjadi kalimat penenang untuk rakyatnya, semoga tri dharma perguruan tinggi tidak hanya menjadi penyemangat di satu hari saat uacapan itu di lantangkan, semoga kita masih meyakini bahwa bangsa ini masih memerlukan kita sebagai pembela negri"tutupnya
(HENDRA SH )