SULSELBERITA.COM. Makassar - Sikap tak terpuji dipertontonkan oleh Kepala Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Makassar, Ir. Sitti Chadidjah, M.Si, dimana yang bersangkutan emosi dan menggebrak meja saat salah satu awak media yang mengkonfirmasi dirinya diruang kerjanya terkait dugaan kasus Korupsi di kantor yang dipimpinnya tersebut. Selasa, (19/3/2019).
Kedatangan wartawan yang mencoba mengkonfirmasi terkait dugaan penggunaan anggaran pengadaan RUP tahun 2018 bersumber dari dana APBN di instansi yang dipimpinnya tersebut, ternyata membuatnya terusik dan menunjukkan sikap arogansinya.
Sedari awal Sitti Chadidjah saat dikonfirmasi sudah menunjukkan sikap yang tidak bersahabat dan sangat tidak simpati, hal tersebut terlihat dari dari cara yang bersangkutan berkomunikasi, dan yang lebih arogannya lagi, terlihat kesan dirinya merasa sebagai orang hebat dan cerdas sehingga tidak pantas melayani wartawan apalagi masyarakat biasa," kata Muh Yusuf, (salah seorang wartawan yang mengkonfirmasinya)
Dengan nada suara agak tinggi, Sitti Chadidjah mempertanyakan darimana data di dapatkan, namun oleh wartawan yang mengkonfirmasinya, mencoba melindungi sumber informan, sehingga tidak mau memberitahu sumber data darimana.
Namun tak disangka Tiba tiba Sitti Chadidjah dengan nada membentak dan memaksa mengatakan, "Saya berhak menanyakan informasi dari mana", tutur Yusuf
Sitti berulang kali bertanya dapat darimana informasi dan datanya, akhirnya kami menyampaikan kenapa ibu bertanya terus padahal kami sudah menyurat ? Namun tanpa sadar lupa sebagai pelayan masyarakat mengatakan "Ini Rumah Saya, Bapak Harus Sopan", jelas ucu ( sapaan akrab)
Lanjut jelasnya, Kepala Balai ini sontak melepaskan emosinya dengan kata kata yang kurang pantas selaku pelayan masyarakat. "Tolong perilakunya sopan, bapak sebenarnya harus janjian dulu dengan saya bila ingin ketemu, langsung aja karna saya pimpin rapat, tidak usah sok pintar.
Tidak mungkin saya ditunjuk disini sebagai kepala balai oleh menteri kalau saya tidak pintar, saya disini SK menteri ibu Susi. Bapak ini masih mahasiswa, lho itu kalau mahasiswa belum jelas kondisinya, saya tidak perlu direkam begitu, saya tidak pernah memberikan ijin anda untuk merekam, hapus dulu itu, tidak bapak harus hapus". Kami merekam sebagai bukti karena mendapatkan perlakuan tidak pantas," tutur ucu mengutip kata kata Kepala BKIPM
Sitti Chadidjah emosinya semakin tidak terkendali suara makin tinggi dengan membentak sambil menggebrak meja didepannya berulang kali dan berkata, "Anda tidak berhak mengambil gambar tanpa ijin saya" sampai seisi kantor keluar semua menonton arogansi pimpinan mereka," tutup Muh Yusuf Hafid.
Berikut ini data yang ingin di konfirmasi berdasarkan informasi dari pihak LSM
1. Pengadaan pakaian dinas pegawai/pakaian kerja = 64.256.000 pengadaan langsung APBN
2. Tandon air = 30.000.000 pengadaan langsung APBN
3. Pengadaan AC = 12.000.000 pengadaan langsung APBN
4. Pengadaan genset = 184.000.000 pengadaan langsung APBN
5. Panel genset = 45.136.000 pengadaan langsung APBN
6. Penambahan daya listrik wilker bajoe = 20.000.000 pengadaan langsung APBN
7. Belanja penambahan nilai gedung dan bangunan = 61.950.000 pengadaan langsung APBN
8. Belanja modal peralatan dan mesin = 25.000.000 pengadaan langsung APBN
9. Belanja modal peralatan dan mesin = 130.700.000 E purchasing APBN
10. Belanja modal peralatan dan mesin= 18.900.000 E purchasing APBN
11. Pengadaan kendaraan bermotor roda = 279.411.000 e purchasing PNBP
12. Pengadaan alat pengolah data = 246.950.000 e purchasing PNBP
13. Pengadaan alat studio dan komunikasi = 27.000.000 e purchasing PNBP
14. Pengadaan meubeler = 176.311.000-e-purchasing PNBP
15. Pemeriksaan kesehatan/ medical check up pegawai = 49.500.000 penunjukan langsung PNBP
16. Pengadaan kendaraan bermotor roda = 4.438.973.000 e purching PNBP
17. Sarana dan prasarana pengujian mutu = 3.159.548.000 tender APBN
18. Alat laboratorium = 608.292.000 tender cepat APBN
19. Pengadaan sarana dan prasarana operasional ekspor, impor dan antar area = 410.812.000 tender cepat APBN. (Kadir SiJaya)