SULSELBERITA.COM. Takalar - Seorang bocah laki laki yang merupakan murid yang masih duduk di kelas 2 SDN Bontonompo Kelurahan Canrego Kec.Polsel Kab.Takalar, harus menjalani perawatan Intensif di RSUD Padjonga Dg Ngalle, karena mengalami patah tulang akibat tertabrak kendaraan seepeda motor di depan sekolahnya sendiri, saat jam istirahat. Sabtu, (9/3/2019).
Korban atas nama Fadil (8), menderita patah tulang bahu kirinya, dan harus mendapat perawatan khusus di rumah sakit, namun sangat disayangkan, ternyata pihak sekolah terkesan tidak ada kepedulian terhadap korban.
Sebagaimana dilansir dari Pedomankarya.co.id, Kejadian berawal saat Fadil memanfaatkan waktu istirahat untuk jajan pada salah satu kios yang berada pas di seberang jalan depan sekolahnya. Namun saat hendak menyeberang, tiba-tiba seorang anggota TNI yang mengendarai sebuah sepeda motor menabraknya, akibatnya korban langsung tersungkur di jalan.
Melihat kejadian tersebut, sejumlah warga kemudian berdatangan untuk menolong Fadil, namun korban tiba-tiba bergegas berdiri dengan raut wajah ketakutan dan langsung berjalan masuk ke pekarangan sekolahnya.
Oknum anggota TNI yang menabraknya tersebut, kemudian mengikuti Fadil masuk ke pekarangan sekolahnya untuk memastikan kondisi anak tersebut baik baik saja, Namun salah seorang guru mengatakan Fadil tidak apa-apa dan mempersilakan dirinya pergi.
Namun tak berselang lama, Fadil mulai meringis kesakitan sambil tetap duduk di koridor sekolah. Tapi mirisnya, meskipun demikian, tak ada satu pun guru yang mendatanginya untuk menanyakan keadaannya.
Ketika jam pelajaran sudah selesai, Fadil didekati oleh adiknya, Fadlan, dan sepupunya Anugrah (keduanya duduk di bangku kelas satu) yang biasanya mereka bertiga diantar-jemput ke sekolah dengan sepeda motor oleh Fatimah Daeng Mammeng, ibu dari Anugrah.
Tak lama kemudian, datanglah Daeng Mammeng untuk menjemput ketiganya, tetapi dia langsung kaget setelah melihat Fadil meringis kesakitan. Anugrah kemudian menyampaikan kepada ibunya bahwa Fadil ditabrak sepeda motor.
Daeng Mammeng lebih kaget lagi setelah Fadil berteriak kesakitan saat hendak dibimbing berdiri. Daeng Mammeng kemudian membawa Fadil, Fadlan, dan Anugrah pulang ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, ternyata Fadil makin merasa kesakitan.
Bersama Aisyah Daeng Mo’ming (neneknya Fadil dari pihak ayahnya), Daeng Mammeng kemudian membawa Fadil untuk berobat di Puskesmas Polongbangkeng Selatan, namun pihak Puskesmas kemudian menyarankan agar Fadil langsung dibawa ke RSUD Padjonga Dg Ngalle Takalar untuk difoto (rontgen).
Setelah difoto, pihak RSUD Takalar menyampaikan bahwa Fadil mengalami patah tulang bahu kiri. Pihak rumah sakit kemudian menyarankan kepada keluarga Fadil agar mengurus laporan laka lantar (kecelakaan lalu lintas) di kantor polisi, karena BPJS tidak menanggung biaya pengobatan untuk kecelakaan lalu lintas.
Pihak rumah sakit menjelaskan bahwa keterangan laka-lantas dari pihak kepolisian diperlukan untuk mempermudah biaya pengibatan Fadil dari Jasa Rahardja.
Proses untuk mendapat laporan polisi ternyata tidak mudah, karena pihak Polantas Takalar membutuhkan bukti dan saksi di tempat kejadian perkara (TKP), namun akhirnya laporan polisi terbit dan proses pembiayaan untuk Fadil dari Jasa Raharja.
Di pihak lain, orang yang menabrak Fadil yang ternyata seorang tentara bernama Ridwan Daeng Mile, langsung mendatangi dan membantu keluarga Fadil untuk proses pengobatan dan berbagai urusan lain yang terkait dengan pengobatan tersebut.
“Saya memang menunggu-nunggu kabar mengenai keadaan nakda Fadil, karena pada saat tertabrak, saya melihat dia agak kesakitan, tapi karena ada guru yang mengatakan Fadil tidak apa-apa dan mempersilakan saya melanjutkan perjalanan, akhirnya saya pergi melanjutkan perjalanan. Setelah saya mendengar kabar bahwa Fadil ternyata dibawa ke rumah sakit, saya langsung datang untuk membantunya,” tutur Daeng Mile.
Pernyataan Daeng Mile dibenarkan oleh Daeng Mammeng dan pihak keluarga Fadil pun menyampaikan terima kasih atas perhatian dan rasa tanggungjawab Daeng Mile.
Adapun pihak sekolah, tampaknya mereka kurang peduli terhadap nasib yang menimpa Fadil, padahal notabene Fadil adalah salah seorang murid di SD Negeri Bontonompo, Canrego.
Pihak keluarga kecewa karena pihak sekolah tidak langsung memberi perhatian seusai Fadil mengalami kecelakaan dan juga membiarkan Fadil terbaring di koridor sekolah tanpa ada satu pun guru dan juga kepala sekolah untuk sekadar menanyakan keadaannya.
Selain itu, ketika pihak kepolisian datang ke TKP untuk mencari bukti dan saksi, ternyata tak ada satu pun guru dan juga kepala sekolah yang mau menjadi saksi, padahal aparat kepolisian hanya butuh saksi untuk membuat laporan laka-lantas.
Pihak sekolah malah mempersoalkan adanya postingan di Facebook (grup Kabar Takalar) mengenai kejadian tersebut.
Kepala Sekolah SD Negeri Bontonompo, Ridwan Daeng Rewa, yang dihubungi melalui sambungan telepon selulernya dan juga melalui WhatsApp tidak memberikan respons.