SULSELBERITA.COM. Jeneponto - Murni Dg Ngai (52), warga Buludoang Desa Tuju Kec.Bangkala Barat Kab.Jeneponto, bersama suami dan 3 orang anaknya, kondisinya cukup memprihatinkan, dimana selama bertahun tahun mereka hidup dan tinggal dalam sebuah rumah yang lebih tepatnya di sebut Gubuk reok.
Saat awak media ini mengunjungi rumah Dg Ngai, kondisinya sangat memprihatinkan, nampak sudah tidak layak huni, dimana dindingnya terbuat dari anyaman bambu yang sudah bolong dimana mana, atap yang penuh lubang karena termakan usia, serta lantai ubin yang penuh lubang. Tak nampak perabotan layaknya rumah warga lainnya, hanya tempat tidur usang dan lemari usang, serta dapur yang sangat tidak layak.
Kepada media ini, Dg Ngai berharap agar pemerintah Kabupaten bisa memperhatikan nasib mereka, Dg Ngai juga mengaku selama ini hanya mendapat beras Rastra saja, selebihnya tidak ada, seperti bantuan PKH dan lain lain.
"Beginilah kondisi kehidupan kami pak, rumah kami bisa kita lihat sendiri, saya tinggal di sini bersama suami dan 3 orang anak saya, suami saya sudah tua, kadang kerja kadang tidak, jadi saya lah yang membantu mencari nafkah dengan menjadi buruh tanam padi saat musim tanam, serta menjadi buruh membersihkan kebun milik orang lain pak". Ujarnya sedih. (Minggu 13/1/2019).
Saat ditanyakan, bantuan apa saja yang pernah dibterima dari pemerintah, Dg ngai menjawab jika selama ini hanya beras Rastra, itupun terakhir dua bulan yang lalu, selebihnya tak ada lagi.
"Hanya beras Rastra pak, terakhir dua bulannyang lalu, tapi sekarang tidak lagi, karena katanya mau di rubah semua penerima, untuk bantuan yang lainnya tidak pernah ada pak, saya berharap pemerintah bisa membantu dan memperhatikan nasib orang miskin seperti kami ini". Harap Dg ngai.