Setahun Pustaka Jeruji Indonesia, Terbitkan Buku Kumpulan Puisi “Syair dari Balik Jeruji”

528

SULSELBERITA.COM. Maros -
Tepat setahun berlalu saat pelaksanaan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) berlokasi di halaman upacara Kemenkumham di bilangan Jalan Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan (30-102017), Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia (Menkmumham R. I.) Yasonna H. Laoli bersama-sama PLT Dirjen Pemasyarakatan Mardjoeki, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muh. Syarif Bando, Direktur Kompas Gramedia, Dirut PT Pos Indonesia, Pendiri Pustaka Bergerak Indonesia Nirwan Ahmad Arsuka, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, dan Kalapas Maros Warsianto, melaksanakan launching secara nasional Pustaka Jeruji Indonesia.

Pustaka Jeruji Indonesia adalah sebuah gerakan literasi, yang digagas dari balik jeruji oleh sejumlah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan Petugas Pemasyarakatan, dengan dukungan penuh Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Maros, Warsianto yang kini bertugas sebagai Kalapas Ambarawa, Jawa Tengah.

Sejak didirikan, Pustaka Jeruji Indonesia langsung bergabung Pustaka Bergerak Indonesia, sebuah Gerakan Masyarakat secara sukarela membangun kemandirian masyarakat setempat untuk menyebarkan buku-buku tidak berbayar, terutama di daerah-daerah dengan akses transportasi yang sulit dan tanpa perpustakaan umum.

Kenduri sederhana itu digelar di sebuah Aula mini lantai dua Lapas Maros dihadiri Pejabat Struktural, Beberapa di antaranya menyampaikan testimoni setelah setahun kehadiran Pustaka Jeruji Indonesia di Lapas Maros. Mewakili Indra Setiabudi Mokoagow selaku Kalapas Maros, HKB Andi Baso yang juga adalah Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban (Kasi Kamtib) memberikan apresiasi atas keberadaan Pustaka Jeruji yang tak pernah berhenti “bergerak” dan tak pernah kering dari ide.

“Kesemuanya karena kebersamaan antara Petugas Pemasyarakatan dan WBP yang didukung oleh pimpinan” tuturnyaa. “Kita ingin lebih maju dengan karya yang lebih banyak lagi, apalagi program Revitalisasi Sistem Pemasyarakatan harus dibangun dan dikelola secra terpadu, sehingga tidak ada alasan lagi untuk mundur, apalagi berhenti”, tutur Kalapas sebagaimana disampaikan Andi Baso.

Sementara itu Abdullah Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja) mengemukakan bahwa Pustaka Jeruji adalah pintu masuk untuk selanjutnya memperoleh pembinaan di Binadik dan pemantauan Bapas yang selanjutnya untuk beraktivitas di bawah Seksi Giatja, jadi diperlukan dukungan dan kerjasama semua Seksi dalam pembinaan dan pengelolaan aktivitas literasi. Apalagi ke depannya akan semakin ditingkatkan. “Kalau kita membaca berita-berita internal Ditjenpas, bahwa Pemberian Hak-hak WBP tidak lagi semata-mata berpaut soal masa penahanan tapi seberapa kreatif dan perubahan pola pikir dan sikap seorang WBP”, katanya.

Pada momen yang dihadiri sejumlah WBP Penggerak Literasi di Lapas Maros tersebut, Andi Fahriadi selaku Kasubsi Pengamanan mengemukakan bahwa Pustaka Jeruji diawali dengan ketulusan untuk bergerak, sekedar sebagai sebuah perpustakaan biasa, namun dalam perjalanannya dari ruang yang terbatas itu, mampu membangun opini yang cukup baik bagi Lapas Maros. “karenanya mari kita rawat sebagai aset bersama untuk keperluan jangka panjang”, tutur Dedi, sapaan akrab Andi Fahriadi.

Sementara itu, Nawir yang merupakan Petugas Pemasyarakatan yang sejak awal turut bersama-sama mengawali mulai dari penyediaan rak buku usang, hingga berwujud seperti sekarang mengemukakan, bahwa dengan potensi yang ada di Lapas Maros ini agar kita jaga sinerginya, baik Petugas maupun WBP. “Yang tak kalah pentingnya bagaimana memanfaatkan apa yang ada di Pustaka Jeruji ini, jangan sampai jadi Museum” katanya.

Di penghujung acara, Hardiman Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP), mengungkapkan bahwa sudah bertugas di sejumlah Provinsi, tapi di Lapas Maros banyak menemukan hal-hal inovatif. Saya melihat lewat literasi WBP sudah mengaplikasikannya ke Pertanian, Perikanan, Peternakan dan lain-lain. “Semangat ini perlu dijaga, tentu dirumuskan bersama dengan semua komponen yang ada di bawah Koordinasi Kalapas”, bebernya.

Sementara Indra Jaya Latif, salah satu WBP mengungkapkan bahwa kesempatan untuk belajar semakin luas dan semakin banyak pilihan buku, apalagi dengan berjaringan melalui Pustaka Bergerak yang setiap bulan terbuka peluang dapat buku-buku baru, meskipun bekas. “Kami berharap kepada siapa saja yang berkesempatan untuk berbagi, agar mendonasikan bukunya”, pinta Indra yang juga berulang tahun bersamaan dengan HDKD, 30 Oktober.

S. Alam Dettiro, Sekretaris Yayasan Kerja Bersama untuk Semesta (YAKABUS) yang merupakan inisiator sekaligus penggerak Pustaka Jeruji tidak dapat menyembunyikan rasa bangga dan gembiranya, lantaran Lapas Maros menjadi pelopor dalam menggerakkan potensi internalnya dalam mengelola aktivitas literasi yang berdampak luas hingga ke tingkat nasional. “K.ami bangga karena pihak Direktorat Jenderal, Kanwil, Kadiv hingga Kalapas berpikiran seiring dalam penyelenggaraan aktivitas literasi di dalam Lapas ini” ungkap Alam didampingi sejumlah WBP.

“Dalam waktu dekat buku Kumpulan Syair dari balik Jeruji akan naik cetak, ini merupakan Antologi Puisi karya WBP”, tuturnya sumringah.

Secara terpisah, Ni’matullah Pembina Yakabus didampingi Ketua Yakabus Zulkifli Nurdin mengemukakan, bahwa Yakabus didirikan untuk mengerjakan hal-hal kecil yang berdampak besar, apalagi kalau Kalapas dan seluruh pejabatnya memberikan dukungan, “semua pihak akan turut serta jika kita membuka diri” sembari mencontohkan Warsianto ketika menjabat Kalapas Maros. “Saya yakin Pak Indra selaku Kalapas Maros yang sekarang menjabat mepunyai inovasi dan gagasan yang luas dan bervariasi.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya bagi pengembangan Pustaka jeruji. Dalam waktu dekat kami akan membangun Rumah Baca yang terintegrasi dengan ruang besukan” tutur Indra Setiabudi Mokoagow, Kalapas Maros.