SULSELBERITA.COM. Takalar - Sorotan tajam terhadap kinerja Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Takalar, kian meluas, pasalnya badan yang membidangi khusus penanggulangan bencana ini, dituding tidak transfaran dalam penggunaan anggaran.
Jika sebelumnya sorotan di lakukan oleh LSM Aliansi Rakyat Anti Korupsi (LSM ARAK), kini giliran LSM Lembaga Pemerhati Masyarakat Indonesia, (LSM LPMI), melalui salah seorang anggotanya Aristo Safar, Safar sapaan akrabnya, menuding jika pihak kantor BPBD Takalar di duga sengaja menyembunyikan jumlah anggaran untuk biaya penanggulan bencana, dan memberikan keterangan yang tidak tepat alias "Ngibul" kepada pihak media yang mengkonfirmasinya.
"Saya menduga pihak BPBD Takalar sengaja menutup nutupi jumlah anggaran untuk penanggulangan bencana ke publik, karena sangat tidak masuk akal jika dari tiga seksi yang ada, dua diantaranya hanya mengelola anggaran 30 dan 40 juta pertahun". Ujar Safar.
Lanjut di katakan Safar "Ada dugaan, ini sengaja sembunyikan ke publik, agar terbentuk opini masyarakat, untuk ikut membenarkan jika terjadi kelambanan memberikan bantuan dan penanganan terhadap para korban, karena anggarannya memang sangat minim dan tidak cukup, makanya kami minta agar bendahara, kepala seksi dan kepala BPBD untuk Di periksa Kejaksaan terkait hal ini". Kunci Safar. (rabu, 19/9/2018).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dimana dua orang pegawai BPBD Takalar mengungkapkan, jika anggaran yang mereka kelola pada dua seksi (seksi Rekonstruksi/Rehabikitasi Serta seksi logistik) masing masing hanya 30 dan 40 juta saja pertahunnya.
Kepala Badan BPBD Takalar Taufik yang di konfirmasi terkait hal tersebut melalui SMS, justru tidak memberikan respon dsn cenderung tidak mau membalas konfirmasi awsk media ini.
Di lain pihak, mantan kepala BPBD Takslar Muh.Rusli. yang juga ikut dikonfirmasi terkait jumlah anggaran BPBD yang dikelolanya selama menjabat, justru membantah jika jumlahnya hanya 70 juta saja pertahunnya.
"Dalam setahun itu kan ada 3 seksi yang membidangi kebencanaan, yakni seksi kesiapsiagaan, seksi logistik, seksi rehab dan rekonstruksi ditsmbah sekretariat, dalam 2 seksi itu kalau tidak salah lebih dari 100 juta, ditambah lagi biaya operasionalnya, jadi sekitar 300 jutaan untuk 3 seksi itu" Terang Rusli melalui WA nya. rabu (19/9/2018).
Keterangan dari mantan kepala BPBD Takalar yang baru saja di ganti sekitar dua bulan yang lalu tersebut, semakin menguatkan jindikasi ika BPBD Takalar mencoba bermain main dengan anggaran yang dikelolanya.