Warga Bulukunyi Kecewa, Minta APH Usut Tuntas Proyek Jalan Beton Rp 19 Miliar di Era Syamsari

243

SULSELBERITA.COM. Takalar  - Warga Bulukunyi, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Takalar tak bisa lagi menahan kekecewaannya terhadap proyek jalan beton yang dibangun dengan dana sebesar Rp19 miliar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pada masa kepemimpinan Syamsari Kitta.

Jalan yang seharusnya menjadi simbol kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat setempat, justru kini berubah menjadi bencana infrastruktur yang mengancam keselamatan dan kenyamanan warga.

Rahman Tutu, salah seorang warga yang merasa sangat dirugikan, dengan tegas menyatakan bahwa proyek tersebut telah gagal total.

“Jalan ini dibangun dengan anggaran yang sangat besar, tetapi hasilnya malah menyedihkan. Baru sebulan setelah dibangun, jalan ini sudah rusak parah. Bahkan, saat ini sudah banyak berlubang, seperti tidak ada perawatan atau perhatian serius dari pihak terkait,” ujar Rahman dengan penuh kekecewaan.

Menurutnya, kualitas pekerjaan jalan beton ini jauh dari standar yang seharusnya.

“Campuran semennya seperti tidak sesuai takaran. Terkesan dikerjakan asal-asalan, tanpa memperhitungkan daya tahan yang memadai. Hasilnya, bukan hanya jalan yang rusak, tapi juga membahayakan pengguna jalan yang melintas,” ungkap Rahman, yang juga mengingatkan bahwa banyak warga yang hampir jatuh karena kondisi jalan yang berlubang dan licin.

Tidak hanya merugikan masyarakat dari segi kualitas jalan, proyek ini juga menambah beban ekonomi bagi warga yang terpaksa harus mengeluarkan biaya ekstra untuk perbaikan yang tak kunjung usai.

Bahkan, beberapa warga mengeluh bahwa jalan yang dibangun dengan dana besar ini kini justru semakin memperburuk akses mereka ke berbagai fasilitas umum, seperti sekolah, pasar, dan puskesmas.

Kekecewaan semakin mendalam ketika melihat dana yang digelontorkan sangat besar, namun kualitas hasil yang diterima masyarakat jauh dari harapan.

Seakan-akan, proyek jalan ini hanya menjadi ajang pemborosan anggaran dan pencitraan politik semata.

Warga Bulukunyi pun kini merasa kecewa dengan janji-janji yang tak terealisasi.

“Jalan ini seharusnya menjadi investasi jangka panjang bagi desa kami. Namun, kenyataannya kami merasa ditipu dengan proyek yang tidak berkualitas ini. Kami meminta pertanggungjawaban dari pihak yang berwenang, terutama yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek ini,” tambah Rahman.

Dengan anggaran yang seharusnya bisa meningkatkan kualitas infrastruktur, kenyataannya proyek ini justru semakin menggambarkan ketidakmampuan dalam mengelola sumber daya yang ada.

Warga Bulukunyi kini berharap agar pihak berwenang tidak hanya berfokus pada pencitraan, tetapi juga serius dalam memperbaiki kualitas proyek demi kesejahteraan rakyat.