Soal Pamer Survei, Jubir Dilan: Ada Yang Main Bandwagon Effect dan Jualan ke Investor

570

SULSELBERITA.COM. Makassar - Pamer hasil survei yang sedang dipertontonkan sejumlah kandidat pilwalkot Makassar, mendapat respons dari Juru Bicara pasangan Deng Ical-Fadli Ananda. Di mata Muh. Fariz. Z.Islami, upaya demikian lebih banyak untuk mengejar sejumlah keuntungan politis.

Sayangnya, lanjut jubir pasangan berakronim Dilan ini, upaya demikian biasanya mengabaikan kebenaran dan memaksakan data rekayasa menjadi sebuah kebenaran.

Advertisement
Selamat Hari Pendidikan Bupati dan Wakil Bupati Takalar
Selamat Hari Pendidikan Kadis Pendidikan Kab. Takalar
Selamat Hari Pendidikan Kepala UPT SMAN 3 Takalar 
Pemda Takalar - Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446H

"Sebenarnya, upaya demikian sangat sah dalam dunia politik. Tapi, perlu dipahami bahwa tidak sedikit yang juga paham dengan upaya-upaya seperti ini," kata mahasiswa Ilmu Politik Unhas ini.

Ada dua target, sambungnya, yang selalu diburu pasangan calon saat melakukan aksi umbar hasil survey. "Paling sederhana adalah mereka ingin meraup keuntungan dari bandwagon effect," katanya.

Harapannya, dengan mengunggulkan satu pasangan tertentu, masyarakat akan digiring untuk mendekati pasangan yang diopinikan akan menang. Bandwagon effect
adalah efek yang terjadi ketika seseorang melihat popularitas kandidat yang unggul sebagai hal yang harus diikuti. "Lebih mudahnya disebut ikut trend," katanya.

Target kedua, biasanya kandidat yang pamer survei unggul itu digunakan untuk menjerat investor berdatangan. "Ini sangat lazim. Dan keuntungan lainnya adalah, saat kandidatnya kalah, maka uang yang habis tentu dominan bukan uang pribadi kandidat melainkan uang yang masuk dari investor," duganya.

Tapi, Fariz menambahkan, masyarakat sudah semakin melek dan sadar politik. "Dan jika salah strategi, kisruh itu bisa berefek balik buruk bagi kandidat itu," sambungnya

Dilan, sambung Fariz, tenang-tenang saja melihat perang hasil survei tersebut karena punya pegangan survei internal.
"Selain itu, masyarakat makassar 65% sadar politik, bakal lebih memperhatikan program kerja para kandidat ketimbang terseret dengan strategi penggiringan opini tersebut," pungkasnya.