Berburu Koruptor, Kejari Bukittinggi Bidik Dugaan Korupsi Proyek Pembangunan Gedung Istana Bung Hatta di Lantai I, II, III

879

SULSELBERITA.COM. Bukittingggi - Kajari Bukittinggi H.Fery Tas, Datuak Tamboejo yang selama ini digelari "Sang Pemburu Koruptor", Meski kini sudah bertugas dikampung halamannya sendiri, ternyata tak membuatnya jadi jinak, bahkan semakin garang dalam memburu para pengemplang uang rakyat.

Hal tersebut terbukti dengan dilakukannya penyidikan terhadap kasus dugaan tindak pidana korupsi pada proyek Pembangunan Gedung Istana Bung Hatta di lantai I, II, III pada tahun 2017, oleh pihak Kejari Bukittinggi.

Advertisement

Perlu diketahui, saat ini pihak Kejari Bukittinggi terus memeriksa para saksi dari pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar).

Sebagaimana diketahui,  proyek yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Sumbar tersebut senilai 10 Milliar rupiah yang kemudian di Addendum menjadi Rp. 10,888,073,000,-.

Kajari Bukittinggi Fery Tass yang dikonfirmasi melalui aplikasi Whatshapp hari ini, membenarkan jika pihaknya tengah membidik Kasus tersebut. Selasa, (6/8/2019).

""Iya memang benar saat ini kami tengah memeriksa beberapa saksi, dan rencananya kami akan kembali memanggil 5 orang lagi Pegawai Pemprov Sumbar sebagai saksi hari ini. Jadi perlu kami sampaikan, perkara ini sudah masuk pada tahap penyidikan umum,  tapi belum masuk tahap penyidikan khusus." Ungkap Fery Tass. Selasa pagi. (6/8//2019)

Lanjut diungkapkan Fery Tass, "Untuk tersangkannya sendiri, kami belum bisa mengekposnya, karena kami masih terus telusuri dengan memanggil para saksi yang terkait dengan proyek tersebut". Ungkapnya lagi.

"Jadi ada 5 orang saksi lagi dari pegawai Pemprov Sumbar yang  kami panggil untuk diperiksa, berdasarkan Surat Panggilan Nomor B-851/L.3.11/Fd.1/07/2019 pada tanggal 29 Juli 2019. Adapun 5 orang saksi tersebut diantaranya inisial SK, CM, DYP, WK, YB yang semuanya pegawai Sekda Pemprov Sumbar. Jadi intinya kami akan tetap berburu koruptor meski itu dikampung halaman sendiri, karena tidak ada tempat yang nyaman bagi para koruptor". Tutup Fery Tass.