Aliansi Rakyat Se-kota Makassar: Stop Refresif Aparat dan Selamatkan Demokrasi

318

SULSELBERITA.COM. Makassar - Aliansi Rakyat Sekota Makassar yang terdiri dari 6 lembaga/organisasi dan beberapa organ yang ikut bersolidaritas untuk menuntut Kapolda SulSel tegas dalam menjalankan aturan-aturan yang berlaku khususnya dalam penanganan unjukrasa. Selasa (07/05/19) Sore tadi.

Bertepatan dengan hari ke dua puasa tidak menyurutkan semangat kawan-kawan dalam menuntut keadilan sebagaimana dalam beberapa kejadian kelompok pengunjukrasa dalam menyampaikan aspirasi selalu dihalang-halangi serta mendapat tindakan refresif dari aparat kepolisian.

"Contoh kejadian yang baru saja terjadi 2 Mei 2019, saat aksi unjum rasa dalam memperingati Hardiknas, itu terdapat sejumlah saudara seperjuangan kami yang mendapat luka lebam dan sobek pada bagian kepala padahal kami sudah ingin menyampaikan kepada peserta aksi bahwa kegiatan telah usai dan bubar secara tertib, akan tetapi letusan tembakan dari sejumlah aparat kepolisian telah mendahului kata penutup yang ingin di ucapkan". Ujar Ari Mustari selaku korlap Aliansi kepada awak media. Selasa, (7/5/2019).

Aliansi Rakyat Sekota Makassar dalam penegasannya menuntut "stop refresif aparat dan selamatkan demokrasi" , massa aksi dalam orasinya juga mengecam beberapa media/pers untuk netral dalam pemberitaan apa lagi terkait dengan aspirasi rakyat.

Aksi dimulai sekira pukul 14.30 wita dengan harapan Kapolda Sulsel dapat menerima aspirasi dan membuka ruang komunikasi, setelah 30 menit aksi berjalan massa aksi mendapat panggilan masuk ke dalam kantor Polda untuk di terima oleh pihak polda, namun perwakilan yang diutus masuk ke dalam kantor polda Sulsel lagi-lagi mendapat kekecewaan karna di dalam kantor belum tersedia aparat yang siap menerima perwakilan dari pengunjukrasa.

Sekira pukul 16.30 peserta aksi yang kecewa dengan pelayanan polda menggeser mobil komando ke tepi jalan agar aspirasi dapat tersampaikan ke masyarakat umum namun belum sempat memulai orasi sejumlah personel aparat kepolisian yang keluar dari kantor polda lansung melakukan tindakan refresif bahkan mencekik massa aksi tanpa komunikasi sebelumnya.

Ittong selaku jendlap (jendral lapangan) mengaku sangat kecewa dengan kinerja kepolisian hari ini khususnya yang ada di Polda Sulsel karna tidak berkomunikasi secara intens dan tidak melakukan pelayanan yang tepat terhadap publik terlebih kepada pengunjukrasa yang menyampaikan aspira untuk kepentingan orang banyak.

"Besok kami akan lebih memasifkan konsolidasi dan turun ke jalan dengan jumlah yang lebih besar menyikapi kekonyolan sistem dan tindakan aparat kepolisian hari ini". tutupnya.