Kekerasan Kembali Terjadi dalam Kampus, Rektor Unismuh Makassar di Minta Mundur

1128

SULSELBERITA.COM. Makassar - Aksi premanisme yang di pertontonkan oleh puluhan oknum mahasiswa Unismuh makassar terhadap Mahasiswa baru (MABA), membuat banyak pihak mempertanyakan kinerja Rektor Unismuh Makassar, bahkan juga dari kalangan mahasiswa  dan alumninya sendiri. Hari ini, Selasa, (4/9/2018).

Pasalnya untuk kesekian kalinya, aksi kekerasan dan tindakan "Premanisme" kembali terjadi terhadap mahasiswa Baru di dalam area kampus Unismuh, kali ini korbannya adalah Sultan mahasiswa baru jurusan teknik Pengairan.

Advertisement

Mahasiswa baru asal Kab.Takalar ini mengaku, selain di Palak, juga di keroyok oleh puluhan mahasiswa senior saat tengah mengikuti kegiatan pesantren Maba, namun mirisnya ratusan orang yang ada di lokasi justru hanya menjadi penonton setia menyaksikan pemukulan secara brutal terhadap korban.

"Sehari sebelumnya saya di Palak pak oleh beberapa mahasiswa senior, tapi saya menolak memberikan uang, mereka memaksa saya membeli sticker sambil mencekik leher saya, otomatis saya kaget dan mendorong mereka" ungkap korban.

Menyikapi hal tersebut, Ibrahim salah seorang mahasiswa Unismuh, ikut mengecam kejadian tersebut, "Kekerasan demi kekerasan kerap terjadi dalam lingkungan kampus, dan ini seakan sudah menjadi kultur dan Budaya penerimaan mahasiswa baru setiap tahunnya, ini menjadi salah satu indikator, kalau rektor gagal dalam memimpin". Ujar Ibrahim. Selasa, (4/9/2018).

Hal senada juga dikatakan oleh Supriadi yang juga salah satu mahasiswa Unismuh lainnya, "Kejadian seperti ini sepertinya sudah membudaya, namun pihak rektor dan jajarannya tidak mampu mencegahnya, kalau memang tidak mampu memimppin, sebaiknya pak Rektor mundur saja". Ujar Supriadi.

Safar salah seorang alumni Unismuh juga angkat bicara menyikapi aksi kekerasan yang terjadi dalam kampus tempatnya pernah menimba ilmu, "Sebagai Alumni Unismuh, tentunya saya sangat kecewa dengan apa yang terjadi, seharusnya pihak pimpinan Unismuh bisa mengantisifasi hal ini, karena sudah sering terjadi, namun ternyata terus saja terulang, mungkin sudah saatnya, Rektor dan unsur pimpinan di ganti". Kecam Safar. selasa, (4/9/2018)